Imbas Demo Tiga Hari Tolak Omnibus Law, Aktivis Buruh Kedapatan Positif Covid-19

- 11 Oktober 2020, 16:29 WIB
Massa membubarkan diri saat polisi menembakkan gas air mata saat demo Omnibus Law UU Cipta Kerja di Kartasura, Sukoharjo, Jawa Tengah, Kamis 8 Oktober 2020. Aksi unjuk rasa tersebut berakhir ricuh hingga menyebabkan satu truk Satpol PP dibakar massa.
Massa membubarkan diri saat polisi menembakkan gas air mata saat demo Omnibus Law UU Cipta Kerja di Kartasura, Sukoharjo, Jawa Tengah, Kamis 8 Oktober 2020. Aksi unjuk rasa tersebut berakhir ricuh hingga menyebabkan satu truk Satpol PP dibakar massa. /Foto: ANTARA FOTO/Mohammad Ayudha/aww. /

PR CIREBON - Setelah kejadian unjuk rasa nasional pekan lalu terkait UU Cipta Kerja, tak sedikit pihak yang mengkhawatirkan adanya klaster baru penyebaran Covid-19.

Walaupun belum terbukti adanya klaster penyebaran baru, tapi ada beberapa orang pengunjuk rasa terkonfirmasi positif Covid-19 setelah dilakukan tes di berbagai daerah.

Salah seorang berinisial D, yang merupakan warga Batam, terkonfirmasi positif Covid-19 setelah sempat bergabung dengan ratusan orang yang menggelar aksi demonstrasi menolak UU Cipta Kerja di DPRD Provinsi Kepulauan Riau.

D dan sejumlah aktivis buruh dari Batam diperiksa dengan metode tes cepat (rapid test) ketika akan masuk ke Kantor DPRD Kepri pada Kamis, 8 Oktober 2020.

Baca Juga: Investor Asing Lirik TPPS Crebon Raya, DPMPTSP : Optimistis Sektor Investasi Demi Pemulihan Ekonomi

Setelah dilakukan pemeriksaan cepat itu, petugas kesehatan mendeteksi D dan SB reaktif Covid-19. Lalu, dilakukan tes usap dari tubuh keduanya dan hasilnya D positif Covid-19.

Ketua Harian Satgas Penanganan Covid-19 Kepri Tengku Said Arif Fadillah mengatakan bahwa D dikarantina di Rumah Sakit Khusus Infeksi di Pulau Galang, Batam setelah diketahui positif Covid-19.

"Petugas kesehatan masih melakukan penelusuran terhadap orang-orang yang kontak erat dengan D untuk dilakukan pemeriksaan tes usap (swab)," kata Said Arif, dikutip PikiranRakyat-Cirebon.com dari Antara.

Baca Juga: Korea Utara Luncurkan Rudal Balistik Monster Baru, Kim Jong Un: Kami Terus Bangun Pertahanan

Arif mengatakan tenaga kesehatan kesulitan mendeteksi siapa saja yang kontak erat dengan D karena jumlah massa sangat banyak.

Halaman:

Editor: Khairunnisa Fauzatul A

Sumber: Antara News


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x