Menaker Tulis Surat Terbuka ke Serikat Buruh: Teman-teman Berhenti Demo, Aspirasi Sudah Didengar

- 6 Oktober 2020, 10:55 WIB
Surat Terbuka Menaker IDA
Surat Terbuka Menaker IDA /Screenshoot IG @kemnaker

PR CIREBON - Menteri Ketenagakerjaan (Menaker) Ida Fauziyah menulis surat terbuka untuk serikat pekerja dan buruh terkait rencana aksi mogok nasional yang akan dilakukan buruh pada 6-8 Oktober 2020.

Dalam surat terbuka itu, Menaker mengatakan dia sudah berupaya mencari titik keseimbangan antara melindungi yang telah bekerja dan memberi kesempatan kerja pada jutaan orang yang masih menganggur.

Ia mengakui hal itu tidak mudah memang, tapi pihaknya sudah memperjuangkan dengan sebaik-baiknya. Ida juga memahami banyak di antara serikat pekerja dan buruh yang kecewa dan masih belum puas.

Baca Juga: 5 Juta Buruh Siap Mogok Nasional, Polda Metro Jaya Tak Beri Izin tapi Atur Rekayasa Lalu Lintas

Terkait rencana mogok nasional dengan demo, Ida meminta agar para serikat untuk memikirkan kembali hal tersebut karena situasi pandemi Covid-19 yang jelas tidak memungkinkan untuk turun ke jalan dan berkumpul.

Dikutip PikiranRakyat-Cirebon.com dari akun Instagram resmi @kemnaker, berikut isi surat terbuka berjudul "Hati Saya Bersama Mereka yang Bekerja dan yang Masih Menganggur":

"Kepada teman-teman serikat pekerja/serikat buruh, 

Sejak awal 2020 kita telah mulai berdialog tentang RUU Cipta Kerja, baik secara formal melalui lembaga Tripartit, maupun secara informal.

Baca Juga: Polri Siap Antisipasi Demo Massa Omnibus Law Cipta Kerja, Berikut Rekayasa Lalu Lintas Area Senayan

Aspirasi kalian sudah Kami dengar, sudah Kami pahami. Sedapat mungkin aspirasi ini kami sertakan menjadi bagian dari RUU ini. Pada saat yang sama kami juga menerima aspirasi dari berbagai kalangan.

Saya berupaya mencari titik keseimbangan. Antara melindungi yang telah bekerja dan memberi kesempatan kerja pada jutaan orang yang masih menganggur, yang tak punya penghasilan dan kebanggaan.

Tidak mudah memang, tapi kami perjuangkan dengan sebaik-baiknya. Saya paham ada di antara teman-teman yang kecewa atau belum puas.

Saya menerima dan mengerti. Ingatlah, hati saya bersama kalian dan bersama mereka yang masih menganggur.

Baca Juga: Bom Bunuh Diri Targetkan Gubernur Afghanistan, Taliban dan Isis Dicurigai Jadi Dalang

Terkait rencana mogok nasional, saya meminta agar dipikirkan lagi dengan tenang karena situasi jelas tidak memungkinkan untuk turun ke jalan, untuk berkumpul. Pandemi Covid-19 masih tinggi, masih belum ada vaksinnya.

Pertimbangkan ulang rencana mogok itu. Bacalah secara utuh RUU Cipta Kerja ini. Banyak sekali aspirasi teman-teman yang kami akomodir.

Soal PKWT, outsourcing, syarat PHK, itu semua masih mengacu pada UU lama. Soal upah juga masih mengakomodir adanya UMK.

Jika teman-teman ingin 100% diakomodir, itu tidak mungkin. Namun bacalah hasilnya. Akan terlihat bahwa keberpihakan kami terang benderang.

Baca Juga: Demokrat Walk Out Pertegas Posisi Oposisinya, Pengamat: Omnibus Law Momen Rebranding Citra Politik

Karena mogok sudah banyak yang diakomodir, maka mogok menjadi tidak relevan. Lupakan rencana itu. Jangan ambil risiko membahayakan nyawa kalian, istri, suami, dan anak-anak di rumah.

Mereka wajib kita jaga agar tetap sehat. Saya mengajak kita kembali duduk bareng. Dengan semangat untuk melindungi yang sedang bekerja dan memberi pekerjaan bagi yang masih nganggur.

Saya dengan antusias menunggu kehadiran teman-teman di meja dialog, bukan di jalanan. Saya percaya kita selalu bisa menemukan jalan tengah yang saling menenagkan.

Kita sedang berupaya menyalakan lilin dan bukan menyalakan kegelapan. 

Salam sehat kepada keluarga di rumah. Tetaplah sehat. Kitarawatkita”

Ida Fauziyah

Menteri Ketenagakerjaan Republik Indonesia.**

Editor: Khairunnisa Fauzatul A

Sumber: Antara News


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x