Bom Bunuh Diri Targetkan Gubernur Afghanistan, Taliban dan Isis Dicurigai Jadi Dalang

- 6 Oktober 2020, 10:23 WIB
Ilustrasi ledakan bom bunuh diri di Afganistan.
Ilustrasi ledakan bom bunuh diri di Afganistan. /PIXABAY/PDPhotos/
PR CIREBON - Seorang warga nekat melakukan bom bunuh diri dengan menargetkan konvoi gubernur provinsi di Afghanistan timur, sehingga menewaskan sedikitnya delapan orang, termasuk empat warga sipil setempat.
 
Lebih lanjut, Kementerian Dalam Negeri Afghanistan menyebut setidaknya 30 orang lainnya juga terluka dalam insiden itu, yang terjadi di ibu kota provinsi Laghman timur, Mehtarlam,  pada Senin, 05 Oktober 2020.
 
Sedangkan kondisi Gubernur Rahmatullah Yarmal tidak segera diketahui dan pejabat tidak ada yang segera mengonfirmasi laporan lokal bahwa dia terluka ringan dalam pemboman tersebut.
 
Namun demikian, disebutkan bahwa Yarmal lolos tanpa cedera, kata juru bicara kepolisian provinsi, dikutip PikiranRakyat-Cirebon.com dari Aljazeera
 
 
Juru bicara kementerian dalam negeri Tariq Arian mengatakan empat pengawal Yarmal tewas dalam pemboman itu. Dia mengatakan yang terluka termasuk 28 warga sipil dan dua penjaga lainnya.
 
Tidak ada kelompok yang mengaku bertanggung jawab atas insiden tersebut, baik kelompok bersenjata Taliban dan ISIS aktif di daerah tersebut.
 
Kelompok Taliban telah melakukan pembunuhan terhadap pejabat tinggi Afghanistan baru-baru ini, sementara kedua kelompok tersebut menyerang perwakilan pemerintah, personel keamanan dan pertahanan nasional, serta warga sipil.
 
 
Menurut Misi Bantuan PBB di Afghanistan (UNAMA), setidaknya 1.282 warga sipil tewas dan 2.176 lainnya luka-luka dalam enam bulan pertama tahun ini.
 
Kekerasan di Afghanistan belum mereda bahkan ketika perwakilan pemerintah Afghanistan dan Taliban mengadakan negosiasi intra-Afghanistan di Qatar, di mana Taliban memiliki kantor politik.
 
Negosiasi dimaksudkan untuk mengakhiri perang selama beberapa dekade di negara itu, menyusul kesepakatan damai antara Amerika Serikat dan Taliban, yang ditandatangani pada Februari di ibu kota Qatar, Doha.
 
 
Pembicaraan yang dimulai bulan lalu di Doha bertujuan untuk mencapai kesepakatan tentang pengurangan kekerasan dan kemungkinan kesepakatan pembagian kekuasaan baru di Afghanistan.
 
Presiden Afghanistan Ashraf Ghani dalam perjalanan ke Qatar pada hari Senin untuk pertemuan bilateral dengan para pemimpin Qatar tetapi tidak akan mengadakan pertemuan dengan para pejabat Taliban bahkan saat pembicaraan damai sedang berlangsung di Doha, kata para pejabat.
 
"Beberapa pertemuan direncanakan untuk membahas upaya untuk memperdalam hubungan Afghanistan-Qatar dan kerja sama di berbagai bidang," kata seorang pembantu dekat Ghani kepada kantor berita Reuters, dikutip PikiranRakyat-Cirebon.com dari Aljazeera
 
 
Bahwa Ghani juga akan bertemu dengan perwakilan Afghanistan yang mengadakan pembicaraan dengan Taliban.
 
"Tapi jelas bahwa Ghani tidak akan bertemu dengan para pejabat Taliban karena tidak ada pengurangan kekerasan dan mereka terus membunuh warga sipil yang tidak bersalah," seorang diplomat senior barat yang mengawasi proses perdamaian yang sedang berlangsung mengatakan kepada Reuters.
 
Sejauh ini, belum ada kemajuan dalam negosiasi Doha karena pihak-pihak yang bertikai di Afghanistan telah terhambat dalam proses dan prosedur, kata sumber-sumber diplomatik.***
 

Editor: Khairunnisa Fauzatul A

Sumber: Aljazeera


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x