Untuk itu, Jazuli meminta Menag dan jajaran Kementerian Agama tidak lagi gegabah dalam membuat pernyataan soal radikalisme dengan stereotype tertentu kepada umat Islam.
Baca Juga: Jurus PKS Lawan PDIP di Pilkada Depok, Terjunkan Pasukan Emak-emak dengan Program Ramah Perempuan
Terlebih, posisi umat islam sudah jelas tegas melawan radikalisme dan terorisme yang bukan bagian dari Islam.
"Umat Islam tegas melawan radikalisme dan terorisme karena jelas bukan bagian dari ajaran Islam. Sehingga mengatakan orang paham agama dan hafiz sebagai pintu masuk radikalisme sungguh menyakitkan," pungkas Jazuli.
Sebagai informasi, Fachrul Razi mengungkapkan strategi paham radikal masuk di lingkungan ASN dan masyarakat dalam acara webinar bertajuk 'Strategi Menangkal Radikalisme Pada Aparatur Sipil Negara', yang disiarkan di YouTube KemenPAN-RB pada Rabu, 02 September 2020.
Baca Juga: Polemik Puan Maharani Merembet Bak Lintasan Api, PKB Balik Badan dari PDIP di Pilkada Sumbar
Dalam webinar itu, Fachrul menyebut salah satu strategi kaum radikalisme masuk itu melalui seorang anak good looking atau paras yang menarik.
"Cara masuk mereka gampang, pertama dikirimkan seorang anak yang good looking, penguasaan bahasa Arab bagus, hafiz, mulai masuk, ikut-ikut jadi imam, lama-orang orang situ bersimpati, diangkat jadi pengurus masjid. Kemudian mulai masuk temannya dan lain sebagainya, mulai masuk ide-ide yang tadi kita takutkan," demikian pernyataan Fachrul Razi yang seperti sengaja membangun streotype negatif ke umat Islam good looking.***