Menag Fachrul Bangun Streotype Negatif ke Islam Good Looking, PKS: Kami Tegas Lawan Radikalisme

- 6 September 2020, 10:31 WIB
Menteri Agama Fachrul Razi.
Menteri Agama Fachrul Razi. /

PR CIREBON - Anggota Komisi I DPR RI dari Fraksi PKS, Jazuli Juwaini memprotes keras pernyataan Menteri Agama Fachrul Razi yang menyebut strategi radikalisme masuk melalui orang yang berpenampilan menarik atau good looking dengan fasih berbahasa arab, hafiz, dan memiliki pemahaman agama yang baik.

Pasalnya, ini sama dengan Menag menyakitkan umat Islam dengan sengaja membangun stereotype negatif (tuduhan buruk) yang jelas-jelas disematkan kepada umat Islam yang paham agama, bahkan hafiz dan berpenampilan menarik atau good looking.

Bahkan, hal ini bisa menimbulkan prasangka dan kegaduhan di masyarakat terhadap ghirah umat yang sedang giat belajar agama.

Baca Juga: Jangan Politisasi Polemik Puan Maharani, Poyuono: Politisi Harus Utamakan Masyarakat Selamat Pandemi

"Kami heran kenapa Menag kerap kali muncul dengan pernyataan kontroversial yang mendeskriditkan umat Islam utamanya generasi yang punya ghirah belajar agama. Jangan terus menurus umat ini disudutkan dan dituduh radikal apalagi secara secara sembrono menyematkan stereotype kepada para hafiz dan generasi umat yang punya pemahaman agama yang baik," ungkap Jazuli dalam pernyataan pada Sabtu, 05 September 2020.

Lebih lanjut, Jazuli menyatakan kecewa terhadap sikap Menag yang tidak komprehensif dan objektif dalam memahami permasalahan, apalagi di tengah darurat moral dan akhlak generasi bangsa.

Alih-alih streotype negatif ke good looking, seharusnya Menag mempromosikan agar kita semua kembali belajar agama yang baik, memakmurkan masjid, dan menghafal alquran.

Baca Juga: Tak boleh Abaikan Isu Indonesia Jadi Target Pangkalan Militer Tiongkok, DPR: Ini Peringatan dari AS

Namun yang terjadi, Menag memilih menebar ketakutan dengan menuduh orang belajar agama, punya pemahaman agama yang baik, bahkan menyasar hafiz sebagai pintu masuk radikalisme.

"Ini menunjukkan menteri agama tidak paham peta masalah kebangsaan dan denyut nadi keberagamaan khususnya umat Islam. Akibatnya salah dalam mengambil kesimpulan sehingga keluar pernyataan yang kontraproduktif dan menyakitkan umat. Dan ini berbahaya karena kebijakan negara bisa salah kaprah," tegas Jazuli, seperti dikutip PikiranRakyat-Cirebon.com dari RRI.

Halaman:

Editor: Khairunnisa Fauzatul A

Sumber: RRI


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x