Bahas Soal Mafia Utang di Twitter, Said Didu Kena Sentil Jubir Kemenkeu: Menurut Saya ini Tidak Fair

- 3 September 2020, 20:55 WIB
Said Didu
Said Didu /net

PR CIREBON - Juru bicara Kementerian Keuangan, Yustinus Prastowo membalas cuitan Mantan Sekretaris Kementerian BUMN Said Didu, perihal utang negara, mafia utang dan bunganya.

Sebelumnya, Said Didu memposting cuitan perihal utang di akun Twitter @msaid_didu sebagai berikut, "Perlu diwaspadai adanya mafia utang yang menjebak NKRI, karena selain jumlah yang makin besar, juga bunga makin tinggi. Bunga jauh lebih tinggi dari bunga utang negara lain."

Menanggapi cuitan Said, Yustinus membalasnya dengan mengungkapkan bahwa apa yang ditulis oleh Said Didu cenderung fitnah.

Baca Juga: Soroti Rencana Pertamina tentang Penghapusan Premium, Netty: Rakyat Butuh Bantuan Bukan Dibebani

"Menurut saya ini tidak fair dan cenderung fitnah karena menuduh ada mafia utang dan bilang bunga utang makin tinggi. Ditambahi: lebih tinggi dibanding bunga utang negara lain. Hebatnya: tanpa data dan fakta!" balasnya seperti dikutip, Kamis, 3 September 2020, seperti diberitakan Warta Ekonomi dalam artikel berjudul "Bahas Utang, Said Didu Disekolahin Jubir Kemenkeu: Ini Datanya..".

Tak hanya itu, Jubir Kemenkeu melanjutkan bantahannya dengan membeberkan data besaran bunga utang hingga posisi utang Indonesia di kolom komentar postingannya.

Ia menegaskan besaran yield LC Government Bonds atau Surat Utang Negara (SUN) 10 tahun mencapai 6,85 persen (year to date/ytd) per September 2020.

Baca Juga: Banyak Pihak yang Beri Dukungan untuk Nyapres Lagi, Megawati: Saya Hanya Ketawa Saja

Angka ini tidak lebih tinggi dibanding dua negara tetangga, yakni Afrika Selatan sebesar 9,27 persen, dan Brazil 7,17 persen.

"Benarkah bunga utang kita makin tinggi? Om @msaid_didu tidak memberikan data. Kalau hanya pernyataan tanpa bukti ya suudzon dong Pak. Silahkan lihat grafik yield SBN 10 tahun ini, (yang) merah (artinya) Indonesia. Cenderung turun kan? Dibanding peer countries, kita lebih rendah dari Afsel dan Brazil," ungkapnya,

Halaman:

Editor: Nur Annisa

Sumber: Warta Ekonomi


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x