Volkanolog ITB Ceritakan Kisah Gunung Krakatau Sejak Zaman Purba sampai Abad ke 21

- 22 Juni 2020, 14:30 WIB
ERUPSI Gunung Anak Krakatau terlihat dari KRI Torani 860 saat berlayar di Selat Sunda, Lampung, Selasa (1/1/2019).*
ERUPSI Gunung Anak Krakatau terlihat dari KRI Torani 860 saat berlayar di Selat Sunda, Lampung, Selasa (1/1/2019).* //ANTARA FOTO/

Merujuk pada catatan itu, disebutkan bahwa terdapat gunung meletus yang terletak di Selat Sunda dan disusul oleh gunung-gunung lain yang berada di baratnya namun terjadi ketidakpastian waktu antara tahun 416 atau 535 Masehi yang membutuhkan analisis lebih mendalam agar dapat diketahui lebih tepat.

Baca Juga: Tiongkok Kian Berani Akui Lembah Galwan, Perdana Menteri India: Tak Berhak Satu Inchi Pun Tanah Kami

Kemudian berdasarkan analisis ilmiah yang terjadi pada abad ke-6, terjadi beberapa peristiwa perlambatan yang memengaruhi pencatatan sejarah.

Diantaranya data lingkaran tahun pada pohon menjadi lambat, terjadi penurunan temperatur kutub secara signifikan, peningkatan asam sulfat di daerah Greenland serta berakhirnya beberapa peradaban.

“Hasil analisis adanya anomali pada abad ke-6 menjadi dasar yang menguatkan jika Gunung Proto Krakatau meletus pada tahun 535,” kata Dr. Mirzam.

Baca Juga: Berbekal Obeng dan Meneriakkan Takbir, Seorang Pria Nekat Merangsek Masuk ke Mako Brimob

Dr. Mirzam mengatakan, letusan Gunung Krakatau pada 26 Agustus 1883 menjadikan gugusan Gunung Krakatau yang semula mencakup wilayah yang cukup luas menjadi terpecah-pecah menjadi beberapa pulau saat ini.

Pasca letusan 1883 juga dilakukan penelitian terkait dampak-dampaknya.

“Gelombang pasang yang tercatat terjadi di seluruh dunia dengan ketinggian gelombang yang relatif beragam,” kata Dosen dari Kelompok Keahlian Petrologi, Vulkanologi, dan Geokimia FITB-ITB itu.

Baca Juga: Terungkap! Pria Misterius yang Maksa Masuk ke Markas Mako Brimob Ternyata Mengalami Gangguan Jiwa

Selain itu, Anak Krakatau juga terus mengalami pertumbuhan dikarenakan posisinya yang terletak pada persilangan antara Pulau Jawa dan Sumatera.

Halaman:

Editor: Tyas Siti Gantina

Sumber: Permenpan RB


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah