PR CIREBON – Pusat Survei Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mengadakan Geoseminar 2020 secara daring dengan tema “Gunung Api (Past, Present & Future)."
Dalam acara tersebut, Volkanolog ITB Dr Eng Mirzam Abdurrachman, ST MT menyampaikan serba-serbi tentang Gunung Krakatau.
Volkanolog ITB Dr Eng Mirzam Abdurrachman, ST MT, mengatakan pada webinar tersebut dirinya secara khusus mengulas topik Gunung Krakatau dengan judul presentasi “Dinasti Krakatau: Era Kegelapan, Hindia Belanda, dan Indonesia”.
Baca Juga: Raih 2 Rekor MURI dari Siaran Langsung 30 Jam Tanpa Henti, Raffi Ahmad: Bikin Rekor Lagi, Ada Ide?
Dikutip PikiranRakyat-Cirebon.com dari situs Antara, Gunung Krakatau merupakan salah satu gunung api aktif di Indonesia dan leluhur Gunung tersebut sering disebut sebagai Proto Krakatau atau Krakatau Purba.
Dr Mirzam mengawali paparannya pada era kegelapan berkisar 600.000 tahun yang lalu. Menurut hipotesis beberapa ilmuwan, terjadi letusan gunung api pada daerah ekuator bumi sekitar 100.000 tahun yang lalu dengan 27 titik diantaranya berada di Indonesia.
Sehingga letusan yang terjadi pada Proto Krakatau diprediksi menghasilkan kaldera dan membelah Pulau Jawa dan Pulau Sumatera.
Baca Juga: Ulang Tahun Presiden ke-59, Novel Baswedan Doakan Jokowi Berpihak pada Hukum yang Peduli Kemanusiaan
Lanjut menceritakan Masa Hindia-Belanda, mulai dilakukan penyusunan peta topografi dan vulkanologi yang dibuat oleh Junghuhn selama dua periode hingga 1855.
Sedangkan untuk mempelajari waktu letusan Gunung Krakatau Purba yang lebih akurat, digunakan catatan sejarah dengan judul Catatan Pustaka Raja Purwa yang disusun oleh Ranggawarsita.