PR CIREBON - Senin dini hari tadi, guncangan gempa bermagnitudo 5.1 melanda wilayah selatan Jawa, tepatnya pada pukul 02.33.08 WIB.
Menanggapi itu, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menyatakan bahwa gempa terjadi akibat perubahan bentuk atau deformasi batuan pada slab lempeng Indo-Australia tersubduksi.
Lebih lanjut, Kepala Bidang Mitigasi Gempa Bumi dan Tsunami BMKG Daryono menjelaskan, kesimpulan itu diambil dengan memperhatikan lokasi episenter dan kedalaman hiposenternya.
Baca Juga: Tiongkok Kian Berani Akui Lembah Galwan, Perdana Menteri India: Tak Berhak Satu Inchi Pun Tanah Kami
Adapun episenter gempa ini terletak pada koordinat 8.98 LS dan 110.85 BT, tepatnya dalam laut pada jarak 91 km arah Selatan Kota Pacitan dengan kedalaman 93 km.
Berdasarkan hasil analisis mekanisme sumber menunjukkan, gempa ini memiliki mekanisme pergerakan turun (normal fault).
Lebih detail, mekanisme penyesaran turun ini dipicu dengan bekerjanya gaya ekstensional berupa tarikan lempeng ke arah bawah akibat gaya gravitasi (slab pull mechanism).
Baca Juga: Tuduh Bocorkan Data Internal Kapal, AS Pecat Permanen Kapten Kapal Induk Theodore Roosevelt
“Guncangan akibat gempa ini dirasakan di Yogyakarta, Bantul, Maguwoharjo-Sleman, Wonogiri,Tulungagung, Karangkates dan Pacitan dalam skala inensitas III MMI,” jelas Daryono dalam keterangan tertulisnya, seperti yang dikutip dari RRI pada Senin, 22 Juni 2020.
Sementara itu, guncangan juga dirasakan di Nganjuk, Trenggalek, Purworejo, Ponorogo, Banjarnegara, Purwokerto, Klaten dan Sukoharjo.***