Network
PIKIRAN RAKYAT - Pengamat politik Indonesia mulai meramalkan nama-nama bakal calon yang akan diusung partai politiknya masing-masing saat pemilihan bakal calon presiden serentak 2024 mendatang.
Rujukan dari nama-nama yang diisukan bakal muncul itu, diduga hasil dari Lembaga Survei Indonesia yang telah dilaksanakan pada bulan Januari lalu.
Diketahui, Menteri Pertahanan dan Keamanan Negara, Prabowo Subianto disebut menjadi Menteri terbaik usai mengungguli Menteri Keuangan, Sri Mulyani pada gelaran survei tersebut.
Baca Juga: Berikan Pembekalan pada 39 Finalis Putri Indonesia 2020, Menpora Zainudin Amali: Jadilah Panutan
Tak hanya menbandingkan kinerja para menteri, dalam gelaran survei itu juga dirilis kategori presiden paling dikenal, yakni Presiden RI Joko Widodo menemapati tempat kedua, usai Bapak Pembangunan, Soeharto.
Namun, baru-baru ini beredar kabar yang menyebut ada dua nama baru petinggi pemerintahan yang dipredikasi maju bakal calon Presiden 2024 mendatang.
Disebut, Wakil Ketua DPR Fahri Hamzah dan Fadli Zon telah meraup dukungan sebanyak 65 persen rakyat Indonesia untuk maju dalam Pilpres 2024 mendatang.
Baca Juga: Soal Genangan Air di Sejumlah Ruas Jalan Protokol, Wali Kota Cirebon Perintahkan Dinas PUPR Lakukan Observasi ke Lapangan
Kabar tersebut beredar dalam sebuah foto yang menyebut keduanya dikolaborisakan menjadi Presiden dan Wakil Presiden karena telah mendapat dukungan 65 persen.
Namun, setelah dilakukan penelusuran oleh tim cek fakta Kementerian Komunikasi dan Informasi, dapat dipastikan berita tersebut hoaks atau bohong.
Dikutip PikiranRakyat-Cirebon.com dari situs Kominfo, sejauh ini belum ada satu tokoh pun yang mendeklarasikan diri akan maju di Pilpres 2024. Begitu pula dengan Fahri Hamzah dan Fadli Zon.
Baca Juga: Dapat Undangan dari Singapura, Diklat Persib akan Unjuk Gigi di Ajang JSSL U-16
Justru Fahri belakangan ini sibuk mengkonsolidasikan partai barunya yang didirikan bersama mantan Presiden PKS, Anis Matta. Sementara Fadli Zon tampak sibuk sebagai Anggota DPR.
Soal klaim bahwa dua orang ini mendapatkan dukungan mayoritas rakyat Indonesia maju di Pilpres, juga tidak berdasar. Sejauh ini tidak ada data atau hasil survei terpercaya yang mendukung klaim tersebut.***
