Namun, menurut mereka, risikonya bisa lebih hebat dalam belasan tahun mendatang tepatnya pada tahun 2036 nanti.
“Pemodelan kami menaksir sekitar 4,5 juta ha hutan akan hilang pada 2036. Hal tersebut dapat terjadi akibat proyek infrastruktur jalan raya yang kerap disebut Trans Papua,” ujarnya.
Baca Juga: Meski KLHK Sebut Video Pembakaran Hutan Papua Sejak 2013, Greenpeace Minta Jokowi Tanggung Jawab
Dikutip Pikiran-Rakyat.Pangandaran.com dari laman The Conversation, pada 2019, hutan alam Papua yang tersisa adalah sekira 34,29 juta hektare.
Proyek Trans Papua telah memakan lahan sepanjang 3.887 km, adapun proyek Trans Papua secara resmi mencapai 4.330 km.
“Sebagian di antaranya (sekitar 202 km) membelah kawasan Taman Nasional Lorentz yang merupakan Situs Warisan Dunia versi UNESCO,” tuturnya.
Baca Juga: Hutan Papua Hancur Demi Bisnis, Greenpeace: UU Cipta Kerja Pro Bisnis Membuat Hutan Terbakar
“Banyak pihak mengkhawatirkan proyek Trans Papua – begitu pula proyek jalan raya lainnya – hanya dibangun demi kepentingan komersial, bukan masyarakat setempat.
“Proyek ini pun diprediksi akan mempercepat konversi hutan, seperti yang terjadi di Sumatra maupun Kalimantan,” tuturnya.
Menurut Gaveau dan Sheil, proyek jalan berbuntut pada datangnya perusahaan perkebunan yang merencanakna ekspansi, munculnya jalan sekunder, industri termasuk pekerjanya yang datang bersama keluarga dari segala penjuru.