Tercatat di seismograf awan panas guguran yang terjadi dengan amplitudo 69 mm dan durasi 175 detik.
Baca Juga: Sandiaga Uno Promosi Gerakan Wakaf Tunai, Rocky Gerung: Kreatifitasnya di Mana?
Tinggi kolom tidak teramati, namun cuaca terpantau berkabut, serta estimasi jarak luncur 2000 m ke arah barat daya (hulu Kali Krasak dan Boyong).
Akibat adanya luapan awan panas guguran Gunung Merapi, beberapa wilayah sekitar terdampak hujan abu, Boyolali salah satunya.
“Hujan abu dapat terjadi sebagai akibat dari kejadian awan panas guguran, untuk itu masyarakat diharapkan untuk mengantisipasi gangguan akibat abu vulkanik seperti menggunakan masker, kacamata, dan menutup sumber air,” ujar Kepala BPPTKG, Hanik Humaira dikutip PikiranRakyat-Cirebon.com dari akun Twitter resmi BPPTKG.
Baca Juga: Viral Kisah Satu per Satu Keluarganya Positif Covid-19, Ayah dan Adiknya Meninggal Dunia
Tingkat Aktivitas Siaga, Merapi Keluarkan Rentetan Awanpanas Guguran
Sejak tgl 4 Januari 2021, #Merapi memasuki fase erupsi yang bersifat efusif yang dikenal jg sbg tipe Merapi. https://t.co/oEpASKzYcR— BPPTKG (@BPPTKG) January 27, 2021
Sementara itu, Kepala Pelaksana Harian (Kalakhar) Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Boyolali, Bambang Sinungharjo, membagikan 12.000 masker kepada warga yang terdampak hujan abu.
Beberapa wilayah Boyolali yang terdampak hujan abu di antaranya adalah Dukuh Sudimoro, Desa Sangup, Kecamatan Tamansari, serta Desa Cluntang, Kecamatan Musuk.
“Kami berharap bantuan masker bisa membantu warga untuk mengurangi dampak debu vulkanik yang melanda di Desa Sangup (Tamansari) dan Cluntang (Musuk),” tutur Bambang dikutip PikiranRakyat-Cirebon.com dari Antara pada 27 Januari 2021.***