Terkait Penghinaan Terhadap SBY, Refly Harun: yang Diserang Pendapat, Bukan Orangnya

- 16 Januari 2021, 07:43 WIB
Refly Harun mengomentari perihal penghinaan yang ditujukan pada mantan presiden SBY.*
Refly Harun mengomentari perihal penghinaan yang ditujukan pada mantan presiden SBY.* /Instagram.com/@reflyharun

PR CIREBON - Penghinaan yang dilakukan oleh dekan Universitas Sumatera Utara (USU) Profesor Yusuf Leonard Henuk kepada mantan presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), disayangkan oleh Ahli Hukum Tata Negara Refly Harun.

Refly Harun menuturkan bahwa bisa saja tidak setuju kepada seseorang, tetapi yang seharusnya diserang adalah pendapat mereka bukan orangnya.

Lebih lanjut, Refly Harun menjelaskan, kalau kita menyerang orangnya maka sama saja dengan tidak tahu untuk beretika secara demokratis.

Baca Juga: Tanggapi Penunjukkan Raffi Ahmad, Deddy Corbuzier: Pilih Influencer Jangan Hanya Berdasar Ketenaran

"Selain itu sering sekali orang mengatakan selalu ingin melakukan penghinaan, misalnya menanyakan sekolahnya di mana, menanyakan apa, dan lain sebagainya," katanya, dikutip Cirebon.Pikiran-Rakyat.com dari kanal Youtube Refly Harun pada Jumat, 15 Januari 2021.

Padahal yang seharusnya dilakukan adalah cukup berkonsentrasi kepada pendapatnya.

Apakah pendapat yang diberikan itu kompatibel atau tidak, sebab itu jika berbicara pendapat itu kalau suka atau tidak suka atau setuju dan tidak setuju akan pendapat tersebut.

Baca Juga: Pendukung Jokowi Laporkan Peramal yang Ungkap Ramalan Lengsernya Presiden di Tahun 2021

"Maka kita tinggal membantah di mana tidak setujunya. Jangan setiap orang yang mengkritik Jokowi ditindak, bingung juga kita jadinya," ujar Refly.

Menurutnya kalau berbicara soal memberikan kritik ke pemerintah itu soal division of labor saja.

Apabila ada yang bekerja di pemerintahan  maka dihormati, dan yang bekerja di luar pemerintahan dihormati juga.

Baca Juga: Sentil Kasus Raffi Ahmad yang Langgar Prokes, Deddy Corbuzier Ikut Berkomentar

Refly mengatakan yang diserang adalah kebijakan, bukan menyerang pribadi orang tersebut.

"Kenapa kita kritik kebijakan? karena pembuat kebijakan itu negara. Jadi orang seperti saya kan bukan pembuat kebijakan. Jadi kalau orang seperti saya bisa dikritik jalan berpikirnya, cara berpikirnya, it's okay," ucapnya.

Refly menyampaikan kalau dia bukan pembuat kebijakan, sementara yang bisa dikritik adalah pembuat kebijakan.

Baca Juga: Sejumlah Pejabat Kemenag Jalani Vaksinasi, Kanwil Jateng: Jangan Ragu, Vaksin Ini Suci

Ia mencatat yang bisa dikritik adalah kebijakan, cara berpikir, dan pendapatnya.

Sementara personal life atau kehidupan pribadinya, serta hal-hal yang berkenaan dengan sisi privat tidak perlu dikritik.

"Dan itu kadang-kadang gifted, kita tidak bisa memilih lahir dari suku atau bangsa mana," katanya.

Baca Juga: Viral Video HRS Ditendang Polisi, Ini kata Refly Harun, Dirinya Terima Pesan Klarifikasi

Selain itu, tidak perlu juga untuk menghina kecerdasan seseorang.

Refly berpendapat tidak ada orang cerdas di dunia ini, yang ada hanya orang yang lebih tahu di satu bidang dibandingkan bidang yang lainnya.

Oleh karena itu, ia menyebut kecerdasan absolut itu tidak ada, apalagi bila yang dipersoalkan adalah hal-hal yang bersifat relatif.

"Hal-hal yang relatif itu adalah bagaimana kita berpendapat, bagaimana kita berpijak atas pendapat itu," tandas Refly.***

Editor: Asri Sulistyowati

Sumber: YouTube Refly Harun


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah