"Sementara tahu dan tempe adalah makanan pokok setelah nasi bagi masyarakat," ujar Anis, dikutip PikiranRakyat-Cirebon.com dari laman Partai Keadilan Sejahtera (PKS), 6 Januari 2021.
Anis menyampaikan 5 catatan penting untuk pemerintah dalam hal kenaikan harga kedelai ini.
Baca Juga: Pemerintah Kini Terapkan PSBB Jawa-Bali yang Berlaku 11-25 Januari, Berikut Rincian Wilayahnya
Pertama, yaitu terkait masalah data, karena sektor pertaniannya di Indonesia tidak berkembang, bahkan mengalami kemunduran dan ini menjadi faktor utama.
“Salah satunya karena kebijakan pangan nasional yang tidak didasarkan pada data yang kuat dan mengikat semua pemangku kepentingan,” papar Anis.
Berdasarkan data dari The Food and Agriculture Organization (FAO) menyatakan bahwa harga rata-rata kedelai pada Desember 2020 tercatat sebesar 461 Dolar AS per ton atau naik 6 persen dibanding bulan sebelumnya yang tercatat 435 Dolar AS per ton.
Baca Juga: Soal Hilangnya Jack Ma Pasca Kritik Pemerintahan Tiongkok, Jimly Asshiddiqie Usulkan Jadi WNI
Menurut Anis, adanya lonjakan permintaan kedelai dari Tiongkok kepada Amerika Serikat selaku eksportir kedelai terbesar dunia.
Di mana pada bulan Desember 2020 Tiongkok menginginkan kedelai dua kali lipat, dari sebanyak 15 juta ton menjadi 30 juta ton kedelai.
Kedua, Anis menegaskan perlu adanya peningkatan produksi kedelai lokal dan pengendalian impor kedelai.