Sebut Isu Agama Masih Relevan Ubah Situasi, Abdul Mu'ti: Indonesia Termasuk Bangsa yang Religius

- 27 Desember 2020, 18:13 WIB
Foto Sekretaris Umum PP Muhammadiyah Abdul Mu'ti.*
Foto Sekretaris Umum PP Muhammadiyah Abdul Mu'ti.* /tangkap layar Youtube/Akbar Faizal Uncensored

PR CIREBON - Mantan anggota DPR RI Akbar Faizal bertanya kepada Sekretaris Umum PP Muhammadiyah, Abdul Mu'ti perihal relevansi agama untuk mengubah situasi yang terjadi.

Terkait relevansi agama untuk mengubah situasi yang terjadi, Abdul Mu'ti menjawab bahwa jika masih dalam konteks Indonesia maka itu masih sangat relevan.

Menurut Abdul Mu'ti, Indonesia termasuk bangsa yang religius jika dibandingkan dengan negara lain dalam hal ketaatan menjalankan agama.

Baca Juga: Bertengkar dengan Suami, Ibu Ini Nekat Bawa Anak Kabur hingga Ditemukan Polisi Nangis di Tol

Abdul Mu'ti menambahkan, apapun agama dari setiap masyarakat Indonesia, mereka melihat berbagai persoalan dari sudut pandang teologi.

"Yang Islam ya begitu, Kristen begitu, Hindu begitu, yang Budha juga begitu, dan Konghucu juga begitu," kata Abdul Mu'ti, dikutip Cirebon.Pikiran-Rakyat.com dari YouTube Akbar Faizal Uncensored  yang diunggah pada Senin, 21 Desember 2020.

Sebab, banyak persoalan yang dipandang dari perspektif teologi.

Baca Juga: Jelaskan Akar Tumbuh Suburnya Radikalisme, Hendropriyono: Masyarakatnya Mabuk Agama

Maka, agama akan senantiasa bisa menjadi bagian dari dasar atau landasan orang-orang untuk melakukan suatu hal.

Akbar Faizal kembali menanyakan apa hal itu juga berarti agama mampu untuk menawarkan jalan keluar.

"Nah itu yang sekarang harus kita lihat secara objektif," ucap Abdul Mu'ti.

Baca Juga: Terkait Somasi dari PTPN, Habib Rizieq Mau Serahkan Pesantren Megamendung dengan Ajukan Syarat Ini

Abdul Mu'ti menjelaskan, karena proses yang terjadi sekarang ini disebut oleh Kuntowijoyo sebagai konvergensi.

Konvergensi itu tidak hanya konvergensi politik, sebagiannya juga konvergensi keagamaan.

Di sisi lain, Abdul Mu'ti menuturkan bahwa kini orang mulai berpikir terbuka.

"Tidak perlu fanatik yang penting Quran dan sunnah sama syahadat, yang penting semuanya mengajak kepada kebaikan," tandasnya. ***

Editor: Asri Sulistyowati


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah