Soal Polemik FPI di Indonesia, Abdul Mu'ti Sebut Perlu Membangun Komunikasi Sebaik-baiknya

- 27 Desember 2020, 13:22 WIB
Soal Polemik FPI di Indonesia, Abdul Mu'ti Sebut Perlu Membangun Komunikasi Sebaik-baiknya, Foto Sekretaris Umum PP Muhammadiyah Abdul Mu'ti, tangkap layar Youtube/Akbar Faizal Uncensored.*
Soal Polemik FPI di Indonesia, Abdul Mu'ti Sebut Perlu Membangun Komunikasi Sebaik-baiknya, Foto Sekretaris Umum PP Muhammadiyah Abdul Mu'ti, tangkap layar Youtube/Akbar Faizal Uncensored.* /


PR CIREBON - Mantan Anggota DPR RI Akbar Faizal memberikan pandangannya, bahwa mau diakui atau tidak, perbedaan yang menimbulkan pergeseran memang ada di tengah masyarakat Indonesia.

Untuk saat ini hal itu terjadi kepada orang-orang di Front Pembela Islam (FPI), tetapi Akbar Faizal melanjutkan bahwa hal itu tetap harus dilihat secara fair, kemungkinan ada masalah dalam relasi yang terjadi antara negara dan FPI.

Dia melanjutkan, walaupun begitu FPI tetap menjadi bagian dari warga negara maka itu harus mencari jalan keluar dari situasi yang terjadi sekarang ini.

Baca Juga: Berbeda Tangani Covid-19, China Diprediksi akan Melampaui Ekonomi AS pada 2028

Menanggapi perkataan Akbar Faizal, Sekretaris Umum PP Muhammadiyah Abdul Mu'ti menyatakan bahwa menurutnya masalah itu berdasar pada komunikasi politik.

Abdul Mu'ti mengajak untuk melihat ketika awal pembentukan FPI, asal-usul dari FPI.

FPI pada awalnya bukan kelompok yang hostile, tidak seperti apa yang dilihat dari FPI ini.

Baca Juga: Pantau Rapid Tes Antigen di Bandara Soetta, Menhub: Saat Libur Protokol Kesehatan Harus Ketat

"Bahkan mohon maaf sebenarnya dalam masa-masa sebelum Pak Jokowi ini itu kan seperti bisa dikelola, bahkan ketika ada musibah, bencana FPI itu juga tampil di sana," kata Abdul Mu'ti, sebagaimana dikutip Cirebon.Pikiran-Rakyat.com dari kanal Youtube Akbar Faizal Uncensored pada Minggu, 26 Desember 2020.

Abdul Mu'ti mengaku bahwa FPI sering terlihat sebagai anggota relawan yang bersifat kemanusiaan, karenanya hal yang mendasar dari masalah itu adalah komunikasi politik.

Dia menceritakan bahwa ketika dalam sebuah wawancara di salah satu stasiun TV, saat ditanya perihal kenapa FPI sudah diberikan ruang tetapi masih tetap turun ke jalan dan sebagainya.

Baca Juga: MUI Kalsel Sebut Radikalisme Muncul Akibat Masalah Agama yang Ditekan: Kita Harus Saling Rangkul

"Saya bilang karena mereka tidak diundang, maksud saya kalau ruang publik itu didominasi oleh kelompok tertentu, maka dia akan mencari cara untuk bisa menyuarakan apa yang menjadi aspirasinya," ujarnya.

Kemudian juga ketika ada yang mengkritik kenapa FPI masih terus eksis, beberapa ada yang menyatakan kritikannya kepada partai-partai besar Islam atau partai yang berbasis massa Islam itu tidak menyuarakan aspirasi dari FPI.

Akbar Faizal menimpali bahwa dia pernah bertanya kepada salah satu anggota FPI, kenapa partai-partai Islam besar tidak merespon mereka, yang mana hal itu menunjukkan memang ada masalah di situ.

Baca Juga: Fenomena La Nina Ancam Petani Gagal Panen, PKS Sebut Seharusnya Ada Pemetaan Wilayah Terdampak

"Di sisi mereka mengaku sebagai organisasi agama, di sisi lain itu seharusnya ditangkap atau difasilitasi oleh partai agama, karena siapa lagi kalau bukan mereka. menurut Anda kenapa sampai harus seperti itu," kata Akbar Faizal bertanya ke Abdul Mu'ti.

Abdul Mu'ti menjawab bahwa sebagian besar dari Partai Islam itu karena mereka takut kehilangan constituent atau pemilihnya.

Walaupun FPI juga memiliki constituent tetapi tidak signifikan, disebutnya tidak bisa mengantarkan seseorang untuk mendapatkan kursi DPR.

Baca Juga: Sama dengan Turki, Hasil Uji Brazil Menunjukkan Vaksin Sinovac Sangat Efektif Lebih dari 50 Persen

Akbar Faizal kembali menanyakan, jika memang seperti itu keadaannya maka bagaimana negara harus bersikap dan apa yang harus dilakukan oleh negara.

Menurut Abdul Mu'ti yang harus dilakukan adalah membangun komunikasi dengan sebaik-baiknya.

"Tadi saya mengatakan Habib Rizieq itu seorang yang lembut, seseorang yang sebenarnya tidak segarang ketika pidato-pidatonya kita dengarkan, itu yang pertama yang saya tahu," ujarnya.

Baca Juga: Sama dengan Turki, Hasil Uji Brazil Menunjukkan Vaksin Sinovac Sangat Efektif Lebih dari 50 Persen

Yang kedua, dia menambahkan, selama ini saluran komunikasi politik memang tidak dilakukan dengan sangat baik dan efektif oleh partai-partai politik.

"Mohon maaf hal yang agak serupa pernah terjadi pada ormas lain. Seperti dulu Pemuda Pancasila, yang sekarang kan tidak ada masalah karena ada saluran politik bagi mereka yang ada di Pemuda Pancasila," ucapnya.

Abdul Mu'ti berpendapat hal yang sama mungkin saja bisa juga dilakukan dalam konteks FPI.***

Editor: Egi Septiadi

Sumber: Youtube


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x