Gunung Merapi Masih Siaga, Terdengar Suara Guguran Lima Kali

- 20 Desember 2020, 21:15 WIB
Puncak Gunung Merapi yang mengeluarkan asap putih terlihat dari wilayah Tlogolele, Selo, Boyolali, Jawa Tengah, Selasa (8/12/2020). Berdasarkan data pengamatan Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) periode (7/12/2020) jumlah kegempaan guguran 49, fase banyak 192, vulkanik dangkal 23, hembusan 29, tektonik satu, serta laju deformasi Gunung Merapi EDM Babadan sebesar 11 cm per hari. ANTARA FOTO/Aloysius Jarot Nugroho/aww.
Puncak Gunung Merapi yang mengeluarkan asap putih terlihat dari wilayah Tlogolele, Selo, Boyolali, Jawa Tengah, Selasa (8/12/2020). Berdasarkan data pengamatan Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) periode (7/12/2020) jumlah kegempaan guguran 49, fase banyak 192, vulkanik dangkal 23, hembusan 29, tektonik satu, serta laju deformasi Gunung Merapi EDM Babadan sebesar 11 cm per hari. ANTARA FOTO/Aloysius Jarot Nugroho/aww. /Aloysius Jarot Nugroho/ANTARA FOTO

PR CIREBON - Gunung Merapi masih belum berhenti menunjukkan aktivitasnya.

Suara guguran terdengar sebanyak lima kali dari Gunung Merapi berdasar periode pengamatan pada Sabtu, 19 Desember 2020.

Guguran terdengar mulai pukul 00.00 WIB sampai dengan 24.00 WIB.

Hal itu diungkapkan oleh Badan Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG).

Baca Juga: Luas Kawasan Konservasi Perairan Capai 23,9 Juta Ha, Lampaui Target hingga Diapresiasi Dirjen PRL

Melalui keterangan resmi yang dikeluarkan oleh Kepala BPPTKG, Hanik Humaida, suara guguran di gunung api yang aktif tersebut terdengar dengan intensitas sedang hingga keras.

Suara guguran terdengar dari Pos Pengamatan Gunung Merapi (PGM) Jrakah, PGM Babadan, serta Dusun Tunggul Arum, Wonokerto Turi, Sleman.

Pada periode tersebut, BPPTKG juga telah mencatat terjadi 38 kali gempa guguran, 153 kali gempa fase banyak, 43 gempa vulkanik dangkal, serta 17 kali gempa hembusan.

Berdasar hasil pengamatan visual, asap kawah tidak teramati keluar dari puncak gunung yang terletak di perbatasan Daerah Istimewa Yogyakarta dan Jawa Tengah tersebut.

Baca Juga: Jelang Libur Natal dan Tahun Baru saat Pandemi, Satgas Covid-19 Keluarkan Surat Edaran

Diukur menggunakan electronic distance measurement (EDM) Babadan, rata rata laju deformasi Gunung Merapi sembilan centimeter dalam tiga hari.

BPPTKG telah menaikkan status Gunung Merapi pada level III atau Siaga. Dikutip PikiranRakyat-Cirebon.com dari Antara News.

Sementara itu kegiatan juga telah direkomendasikan untuk dihentikan, seperti penambangan di alur sungai-sungai yang berhulu di Gunung Merapi dalam KRB III.

Baca Juga: Rencana Pengembangan Bandara APT Pranoto, Pemprov Kaltim Dukung Sepenuhnya

Kegiatan wisata juga diminta untuk tidak dilakukan di KRB III oleh BPPTKG, termasuk kegiatan pendakian ke puncak Gunung Merapi.

Selain itu, terkait letusan Gunung Merapi yang dapat terjadi setiap saat, pemerintah Kabupaten Sleman, DIY Yogyakarta, Kabupaten Magelang, Boyolali, dan Klaten, Jawa Tengah diminta untuk mempersiapkan segala sesuatu yang berkaitan dengan upaya mitigasi.***

Editor: Khairunnisa Fauzatul A

Sumber: Antara News


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x