Aktivitas Merapi Terus Meningkat, Konsentrasi Gas CO2 Capai 675 ppm dan Ribuan Gempa Selama November

- 1 Desember 2020, 08:18 WIB
Ilustrasi Gunung Merapi
Ilustrasi Gunung Merapi /ArtTower/Pixabay/

PR CIREBON – Aktivitas Gunung Merapi terus meningkat jelang terjadinya erupsi. Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) menyebutkan bahwa konsentrasi gas CO2 di Gunung Merapi di perbatasan Daerah Istimewa Yogyakarta dan Jawa Tengah mulai mengalami peningkatan.

"Konsentrasi gas CO2 meningkat menjadi 675 ppm (bagian per juta)," kata Kepala BPPTKG Hanik Humaida melalui keterangan tertulis di Yogyakarta, dilansir PikiranRakyat-Cirebon.com dari Antara News.

Hanik mengatakan pemantauan gas saat ini dari stasiun VOGAMOS (Volcanic Gas Monitoring System) di Lava 1953 di Gunung Merapi menunjukkan nilai gas CO2 (ppm) dengan interval waktu setiap lebih kurang tiga jam untuk pengambilan data.

Baca Juga: Tangkap Petinggi Organisasi Terlarang, Polri: Jemaah Islamiyah Masih Hidup dengan Kekuatan Militer

Selama awal November hingga 20 November 2020, konsentrasi CO2 menunjukkan nilai yang cukup konstan, yaitu rata-rata 525 ppm.

"Setelah periode tersebut hingga akhir bulan ini menunjukkan peningkatan (CO2) hingga nilai maksimal sebesar 675 ppm," katanya.

Peningkatan gas CO2 di Gunung Merapi, lanjutnya, menjadi salah satu indikator peningkatan aktivitas vulkanik Gunung Merapi yang kini telah berstatus Siaga. Data pemantauan ini juga menunjukkan proses desakan magma menuju permukaan.

Baca Juga: TNI Kerahkan Pasukan untuk Buru MIT, Ferdinand Hutahaean: Tumpas Semua Pengkhianat Bangsa

Selain konsentrasi gas, indikator peningkatan aktivitas vulkanik lainnya adalah kegempaan internal di tubuh gunung itu yang meningkat mencapai 400 kali per hari. Ia menyebutkan selama November kegempaan Gunung Merapi tercatat 1.069 kali gempa vulkanik dangkal (VTB), 9.201 kali gempa fase banyak (MP), 29 kali gempa low frekuensi (LF), 1.687 kali gempa guguran (RF), 1.783 kali gempa hembusan (DG), dan 39 kali gempa Tektonik (TT).

"Intensitas kegempaan pada bulan ini 2-5 kali lebih tinggi dibandingkan bulan Oktober yang lalu," ungkapnya.

Halaman:

Editor: Khairunnisa Fauzatul A

Sumber: Antara News


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x