Terkait Vaksinasi Covid-19, Bio Farma: Garda Terdepan Nakes Jadi Prioritas Utama Diberi Vaksin

- 8 Desember 2020, 19:01 WIB
Ilustrasi perawat yang menangani pasien covid-19.
Ilustrasi perawat yang menangani pasien covid-19. /ANTARA
PR CIREBON – Setelah sekian lama masyarakat menunggu kedatangan vaksin, akhirnya beberapa hari kemarin, Pemerintah telah mengumumkan bahwa Indonesia telah secara resmi mendapatkan vaksin Covid-19.

PT. Bio Farma sebagai induk holding BUMN Farmasi mengungkapkan tenaga kesehatan akan menjadi prioritas utama dalam pemberian vaksin Covid-19 tahap awal.

"Untuk tahap awal vaksin yang akan masuk dan juga sudah masuk akan diprioritaskan bagi tenaga kesehatan," ujar Direktur Utama Bio Farma Honesti Basyir dalam konferensi pers daring di Jakarta, Selasa, 8 Desember 2020, dikutip PikiranRakyat-Cirebon.com dari Antara News.
 

Ia berharap dengan kehadiran vaksin Covid-19 ini untuk tenaga kesehatan, bisa memberikan keamanan dan perlindungan kepada mereka yang berhadapan langsung dengan pasien Covid-19.

"Saat ini pemerintah berupaya memberikan perlindungan kepada tenaga kesehatan dan mereka yang berada di garda terdepan atau frontliner dengan memberikan vaksin Covid-19," kata Dirut Bio Farma tersebut.

Pastinya pemberian vaksin Covid-19 ini, lanjut dia, akan diberikan setelah mendapatkan izin penggunaan darurat atau Emergency Use Authorization (EUA) dari BPOM.
 

Sebelumnya Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Muhadjir Effendy menyatakan Badan Penyelenggara Jaminan Produk Halal (BPJPH) dan Lembaga Pengkajian Pangan Obat-obatan dan Kosmetika Majelis Ulama Indonesia (LPPOM MUI) telah selesai melakukan kajian kehalalan vaksin Covid-19.

Kemudian, setelah itu, kata Muhadjir, MUI segera menerbitkan fatwa mengenai kehalalan vaksin Covid-19 yang akan digunakan di Indonesia. Untuk saat ini, MUI masih dalam proses penyusunan fatwa terkait vaksinasi Covid-19 di Indonesia.

Muhadjir Effendy yang juga tergabung dalam salah satu organisasi Islam terbesar di Indonesia, yaitu Muhammadiyah mengatakan bahwa kondisi pandemi Covid-19 di dunia saat ini merupakan kondisi darurat yang bisa mengancam nyawa. Dengan begitu, jika ada satu obat atau vaksin yang dinyatakan belum halal, tetap akan bisa dipakai dalam kondisi darurat jika belum ada obat atau vaksin yang halal.
 

Seperti yang telah diketahui, sebanyak 1,2 juta dosis vaksin Covid-19 dalam bentuk jadi telah tiba di Bandara Soekarno-Hatta Cengkareng pada Minggu, 6 Desember 2020 malam.

Terawan Agus Putranto selaku Menteri Kesehatan Republik Indonesia mengatakan pengiriman vaksin tersebut merupakan pengadaan vaksin tahap pertama dari total 3 juta vaksin Covid-19 berupa virus SARS CoV-2 yang telah diinaktivasi.

Diharapkan, dengan adanya vaksin ini mampu membuat perekonomian nasional yang sempat terpuruk ini dapat kembali bangkit seperti semula. Diimbau juga kepada masyarakat, walaupun vaksin telah tiba, masyarakat tetap disiplin mengutamakan protokol kesehatan dalam setiap kegiatan.***

Editor: Khairunnisa Fauzatul A

Sumber: Antara News


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x