Kritik Fadli Zon Soal Pembantaian FPI, Muannas Alaidid: Modal Dengar Cerita Tapi Seolah Paling Tahu

- 8 Desember 2020, 17:58 WIB
Ketua Umum Cyber Indonesia, Muannas Alaidid (kiri) FadliZon (kanan).
Ketua Umum Cyber Indonesia, Muannas Alaidid (kiri) FadliZon (kanan). / Kolase foto dari Twitter.com/@muannas_alaidid dan YouTube Fadli Zon Official
PR CIREBON - Anggota DPR RI Fraksi Partai Gerindra, Fadli Zon, mengatakan dalam keterangan tertulis bahwa tragedi penembakan oleh polisi, yang menewaskan enam anggota FPI adalah perlakuan yang brutal.
 
Fadli meyakini tewasnya enam anggota FPI merupakan kejadian pembantaian yang keji. Selain itu, ia mendorong Komnas HAM untuk bergerak cepat mengusut pelaku aparat yang terlibat.
 
“Dalam sejarah operasi intelijen, modus semacam ini sangat klise dan klasik. Bukan operasi kekinian. Cek aja senpi, proyektil, bekas tembak, sidik jari, uji balistik dll. Benar-benar brutal pelaku pembantaian ini,” kata Fadli Zon di Twitter pribadinya @fadlizon, Selasa 8 Desember 2020..
 
 
Menanggapi pernyataan Fadli terkait klaim pembantaian tersebut, praktisi hukum Muannas Alaidid menilai bahwa tak seharusnya wakil rakyat mengucapkan hal itu.
 
"Modal dengar cerita & tidak melihat sendiri kejadian, tapi seolah paling tahu ini @fadlizon -- Secara moril sebagai wakil rakyat mestinya @fadlizon ikut bertanggungjawab karena tidak pernah menganjurkan MRS & pengikutnya untuk taat hukum soal panggilan polisi di kasus kerumunan," kata Muannas, dikutip PikiranRakyat-Cirebon.com dari akun Twitter @muannas_alaidid, Selasa 8 Desember 2020.
 
Muannas juga mendorong masyarakat untuk mendukung pihak berwajib dengan apapun caranya, seperti melalui karangan bunga atau cukup lewat doa.
 
 
Sebelumnya, atas kejadian yang menewaskan enam orang anggota FPI, baik pihak kepolisian maupun FPI, semuanya mempunyai versi pernyataan yang berbeda satu sama lain terkait kejadian tersebut.
 
Kapolda Metro Jaya Irjen Pol. Fadil Imran mengonfirmasi bahwa penembakan tersebut didasari dari simpatisan Habib Rizieq yang disebut melawan polisi dengan menodongkan senjata api dan senjata tajam berupa samurai, celurit kepada anggota kepolisian.
 
“Anggota yang terancam keselamatan jiwanya karena diserang, kemudian melakukan tindakan tegas dan terukur sehingga terhadap kelompok yang diduga pengikut MRS yang berjumlah 10 orang, meninggal dunia sebanyak 6 orang,” tutur Fadil.
 
 
Sementara, juru bicara Front Pembela Islam (FPI) Munarman menegaskan bahwa korban tidak pernah membawa senjata api seperti apa yang dikatakan pihak kepolisian.
 
"Tidak benar laskar FPI menembak, karena tidak pernah ada senjata api ditangan anak laskar yang mengawal HRS," kata Munarman dalam pernyataannya.***
 

Editor: Khairunnisa Fauzatul A

Sumber: Twitter @fadlizon


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x