Tanggapi Pertanyaan FPI Mendukung Anies Baswedan Jadi Presiden 2024, Munarman: Biarkan Mengalir

- 2 Desember 2020, 16:28 WIB
Juru bicara FPI Munarman, tangkap layar.
Juru bicara FPI Munarman, tangkap layar. / Youtube/Akbar Faizal Uncensored


PR CIREBON - Juru bicara Front Pembela Islam (FPI) Munarman menyatakan terkait perkataan yang dilontarkan oleh Nikita Mirzani yang berhubungan dengan Habib Rizieq, itu lebih karena kebodohannya.

"Yang saya lihat pernyataan dia itu (Nikita) lebih karena kebodohannya itu satu hal, karena sudah dicek oleh salah seorang teman kita bahwa dia tidak mengerti antara habib dengan tabib makanya dia bilang tukang obat," kata Munarman.

Menanggapi pertanyaan dari Akbar Faizal yang mengatakan perkataan Nikita tersebut mewakili masyarakat yang resah dengan Habib Rizieq dan kerumunan massanya, Munarman menyebut hal yang sama juga terjadi di daerah atau acara lain.

Baca Juga: Kembali Sentil Mahfud MD Terkait Premanisme, Teddy Gusnaidi: Masalah Nyali Saja

"Soal keresahan dengan kehadiran habib dan tumpukan massanya, saya kira kalau tumpukan massa di berbagai tempat dan event yang lain juga ada tumpukan massa," ujarnya, dikutip PikiranRakyat-Cirebon.com dari kanal Youtube Akbar Faizal Uncensored, 2 Desember 2020.

Menurut Munarman, kritik yang diberikan itu bukan ditunjukkan pada kerumunan massa dan dampak yang ditimbulkan dari Habib Rizieq.

Akan tetapi lebih ke upaya untuk mencoba mendelegitimasi Habib Rizieq.

Baca Juga: Dalam Penelusuran Dana Kasus Edhy Prabowo, KPK Libatkan Sejumlah Pihak, Siapa Saja?

"Di seluruh Indonesia kan ada, dan itu ada semua komponennya dan itu fine-fine aja tapi yang di Petamburan begitu. Karena yang disasar itu menurut saya dan masyarakat berpendapat ini bukan karena kumpulannya tapi karena Habib Rizieqnya, itu poin pertama," urai Munarman.

Kemudian perkara karantina, dia mengatakan ada menteri yang  pulang pergi dari luar negeri apa dilakukan karantina juga.

"Yang lain-lain saya kira soal karantina , kewajiban karantina, nah sekarang ada menteri yang bolak-balik ke luar negeri dilakukan engga karantina? saya lihat engga, menteri loh itu," katanya.

Baca Juga: Kemenlu Prancis Sebut Serangan Houthi di Arab Saudi Merupakan Serangan Proxy Iran

"Dan kepatuhan Habib Rizieq kepada protokol, kalau soal kerumunan itu ya kan menyangkut jumlah banyak orang, tetapi upaya-upaya dari pihak yang misalnya acara maulid di Petamburan kaya cuci tangan, masker kita bagikan semua, dan Habib Rizieq ketika dinyatakan oleh Satpol PP DKI melanggar peraturan dan denda kan dibayar. Artinya tidak ada persoalan, kalau penegakan hukumnya adil ya," ujar Munarman menambahkan.

Sementara itu perihal penambahan kasus positif Covid-19 pasca acara yang diadakan di Petamburan. Munarman mempertanyakan apakah benar pernyataan yang ada di media adalah betul dari Ketua Satgas Penanganan Covid-19, Doni Monardo, atau hanya framing dari media.

Karena dia melanjutkan acara Habib Rizieq yang dilaksanakan oleh FPI hanya diadakan di Petamburan, dan terjadi penumpukan massa karena memang sedang ada acara.

Acara yang di Megamendung dianggapnya bukan acara. Saat itu Habib Rizieq hendak pulang ke pesantren dan disambut orang banyak.

Baca Juga: Layaknya De Javu, Habib Rizieq Kembali Dirundung Kasus Pidana

Munarman mengatakan hal tersebut harus Megamendungnya di mana, karena dia menganggap seperti ada upaya untuk membuat klaster dengan mengadakan rapid test di dekat pesantren Habib Rizieq.

"Kemudian yang disebutkan 50 tadi di mana? Habib Rizieq tidak mengadakan acara di mana-mana, tapi diundang jadi tidak bisa disebut acaranya Habib Rizieq," ucapnya.

Selain itu Akbar Faizal kembali menanyakan perihal Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan, yang datang ke kediaman Habib Rizieq dan dianggap ambigu oleh masyarakat karena mengenakan denda juga pada acara yang diadakan oleh Habib Rizieq.

Baca Juga: Reuni 212 Tetap Digelar di Ciamis, Sindir Keberadaan Neo Komunis di Indonesia

Pak Anies itu kunjungan pribadi. Saya kira Gubernur DKI mencoba berlaku adil, dalam hubungan personal dia dengan Habib Rizieq, dia ingin menunjukkan tidak ada jarak hubungan antar personal karena itu kan tidak dilarang pertemuan berdua seperti ini kan," kata Munarman.

Tapi di sisi lain, Munarman menuturkan, ketika ada acara yang di luar publik yang dinilai oleh Pemprov DKI terjadi pelanggaran maka peraturannya harus ditegakkan.

" Saya kira fair aja, itu yang kita suka sebetulnya. Jadi aturan tetap ditegakkan tapi hubungan ya biasa-biasa saja bahkan bisa tetap akrab, itu bagus menurut saya," ujarnya.

Baca Juga: Kasus Tabrak Lari di Palestina, Tujuh Pekerja Jadi Korban Satu Diantaranya Meninggal Dunia

Munarman memberikan jawaban terkait FPI yang mungkin akan mencalonkan Anies Baswedan sebagai Presiden di 2024. Diakuinya belum ada pernyataan resmi perihal tersebut dan pemilihan masih lama untuk diadakan jadi biarkan mengalir secara alami saja.

Dijelaskan kembali oleh Munarman bahwa prinsip FPI memiliki agenda supaya negara Indonesia tidak hancur-hancuran, tidak dikelola dengan cara membiarkan kemaksiatan, kemungkaran bersanding dengan kebaikan.

"Karena itu tentu saja kita akan memilih orang yang cocok untuk bisa supaya menjadi negeri baldatun thoyyibatun warobbun ghofur. Orangnya siapa ya itu bisa siapa saja, termasuk Anies Baswedan kalau bisa melaksanakan itu ya kita dukung," kata Munarman.***

 

Editor: Egi Septiadi

Sumber: Youtube


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x