Network
PR CIREBON - Demi memburu kelompok Mujahidin Indonesia Timur (MIT) Pasukan Khusus TNI-Polri akan diberangkatkan ke Poso untuk memperkuat pasukan yang sudah ada, 1 Desember 2020.
Menanggapi berita tersebut, Mantan Politisi Partai Demokrat Ferdinand Hutahaean berkicau agar pasukan tersebut menumpas semua pengkhianat bangsa dan menghabisi pemberontakan teroris.
"Berangkatlah dengan gagah wahai prajurit..! Berangkat dengan doa segenap bangsa..! Berangkat untuk Merah Putih..!! Tumpas semua penghianat bangsa ini dan habisi pemberontakan teroris di manapun dan kembali kepada keluarga dengan sehat selamat. Merdeka!," cuit Ferdinand di akun Twitternya.
Baca Juga: Upik Lawanga Aset Berharga Kelompok Jemaah Islamiyah, Polri: Sengaja Disembunyikan dari Densus 88
Berangkatlah dengan gagah wahai prajurit..!
Berangkat dengan doa segenap bangsa..!
Berangkat untuk Merah Putih..!!
Tumpas semua penghianat bangsa ini dan habisi pemberontakan terorist di manapun dan kembali kepada keluarga dgn sehat selamat.
Merdeka.!????????
pic.twitter.com/iVMxzuwLbU— Ferdinand Hutahaean (@FerdinandHaean3) November 30, 2020
Diinformasikan, Satgas Tinombala sudah diterjunkan ke Kabupaten Sigi, Sulawesi Tengah untuk mencari kelompok teroris MIT yang dipimpin Ali Kalora.
Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto juga telah menerjunkan pasukan TNI untuk mencari dan mengepung kelompok tersebut.
"Kami akan cari sejumlah tempat yang selama ini jadi persembunyian kelompok Ali Kalora," kata mantan Kapolda Metro Jaya.Dikutip PikiranRakyat-Cirebon.com dari Antara News.
Baca Juga: Menilik Tindak Teror Upik Lawanga, Membunuh Istri Anggota TNI hingga Diduga Terlibat Kasus Bom Solo
Sebelumnya, satu keluarga yang terdiri atas empat orang di Desa Lemban Tongoa, Kecamatan Palolo, Kabupaten Sigi, Sulawesi Tengah dibunuh oleh sejumlah orang tak dikenal yang diduga sebagai bagian dari kelompok MIT.
Tak hanya itu, kelompok tersebut juga mengambil stok beras 40 kg dan rempah-rempah milik keluarga tersebut, dan setelahnya membakar enam rumah.
Pasca peristiwa tersebut, para transmigran di wilayah tersebut mengungsi untuk sementara karena khawatir akan keselamatan jiwa mereka.***
