PR CIREBON – Seperti diberitakan sebelumnya bahwa pada Jumat, 27 November pagi sekitar pukul 10.00 WITA, satu keluarga yang terdiri atas empat orang di Desa Lembantongoa, Kecamatan Palolo, Kabupaten Sigi, Sulawesi Tengah diduga dibunuh oleh kelompok teroris Mujahidin Indonesia Timur (MIT) yang dipimpin Ali Kalora.
Keempat korban yang dibunuh kelompok ini adalah Yasa selaku kepala rumah tangga, Pinu, Nata alias Papa Jana alias Naka dan Pedi.
Tidak hanya membunuh keluarga Yasa, Ali Kalora cs juga mengambil stok beras 40 kg dan rempah-rempah milik keluarga tersebut dan membakar enam rumah.
Baca Juga: Viral Video Seruan Jihad, Wamenag: Ormas Harus Ajak Masyarakat, Jangan Terjebak Pemahaman Sempit
Pasca peristiwa pembunuhan itu, para warga transmigran di wilayah tersebut mengungsi sementara karena merasa khawatir akan keselamatan jiwa mereka.
Sementara itu, Kepala Biro Penerangan Masyarakat Divisi Humas Kepolisian Indonesia, Brigadir Jenderal Polisi Awi Setiyono, mengatakan Polda Sulawesi Tengah dan Polres Sigi mengerahkan satu peleton Brimob dan 20 anggota gabungan dari Reserse dan Intelkam untuk menjaga lokasi tempat kejadian perkara (TKP) serta di lokasi pengungsian.
"Di pengungsian dan di TKP sampai saat ini ditempatkan satu peleton Brimob, 20 gabungan Reserse dan Intelkam dari Polda Sulteng dan Polres Sigi," ujarnya, dilansir PikiranRakyat-Cirebon.com dari Antara News.
Baca Juga: Upik Lawanga Aset Berharga Kelompok Jemaah Islamiyah, Polri: Sengaja Disembunyikan dari Densus 88
Menurutnya, saat ini ada sebanyak 49 Kepala Keluarga yang mengungsi pasca-kejadian pembakaran dan pembunuhan satu keluarga di Sigi.
Puluhan keluarga tersebut berada di Balai Desa Lembantongoa, Sigi. Satgas Tinombala TNI-Polri saat ini masih mengejar kelompok MIT pimpinan Ali Kalora pasca pembunuhan sadis itu.