Dituding Dalang Dibalik Demo Tolak UU Cipta Kerja, KAMI: Hanya Taktik agar Massa Tak Turun Aksi

12 Oktober 2020, 17:42 WIB
Logo Koalisi Aksi Menyelamatkan Indonesia (KAMI). /

PR CIREBON - Sebagaimana diketahui, gelombang aksi demo besar-besaran menolak pengesahan UU Cipta Kerja terjadi di berbagai daerah di Indonesia pada Kamis 8 Oktober 2020 lalu.

Bahkan di beberapa wilayah berujung ricuh hingga membuat beberapa fasilitas publik pun rusak parah atas aksi tersebut.

Banyaknya jumlah massa peserta demo hingga berujung anarkis tersebut, dinilai sejumlah pihak bahwa aksi itu didalangi oleh seseorang dan memang sudah direncanakan jauh sebelum UU tersebut disahkan.

Baca Juga: Sia-sia Kunjungan Menaker Ida, PBNU: Kami Tetap Ajukan Judicial Review UU Omnibus Law ke MK

Ini dimulai saat sebuah spanduk berisi tudingan bahwa Koalisi Aksi Menyelamatkan Indonesia (KAMI) terpasang di sejumlah titik sekitar Jalan Medan Merdeka Barat, Jakarta Pusat.

Secara jelas, narasi dalam spanduk itu tertulis 'KAMI terbukti menunggangi aksi demo buruh dan pelajar'.

Baca Juga: Ketua KAMI Ditangkap, Imbas Demo Anarkis di Medan guna Tolak UU Omnibus Law

Menanggapi hal itu, Ketua Badan Pekerja Koalisi Aksi Menyelamatkan Indonesia (KAMI) Ahmad Yani menyatakan bahwa sudah diduga dan diantisipasi bahwa akan ada gerakan untuk mendiskreditkan atau membunuh karakter terhadap KAMI dengan cara licik dan jahat.

"Gerakan itu mengambil bentuk memasang spanduk atau menyebarkan flyer yang mendiskreditkan KAMI,” tutur Ahmad dalam keterangan resmi yang diterima RRI pada Senin 12 Oktober 2020, dikutip PikiranRakyat-Cirebon.com.

“Atau menyusupkan perusuh dan pelaku pembakaran dan perusakan yang kemudian mengaku dari KAMI,"tambahnya.

Baca Juga: Koordinasi Terus Dilakukan untuk Menambah Variasi Kegiatan TMMD Reguler Brebes

KAMI, lanjutnya, secara kelembagaan tidak ikut dalam aksi, tapi memberi kebebasan kepada pendukung KAMI sebagai rakyat warga negara untuk mengemukakan pendapat dan aspirasinya, tentu dengan pesan agar tidak terjebak ke dalam provokasi melakukan anarkisme.

"Pelaku anarkisme atau kerusuhan seperti membakar kendaraan, Pos Polisi atau halte bus adalah bukan dari KAMI, dan bukan dari massa pengunjuk rasa dari kaum buruh, mahasiswa dan pelajar," ujarnya.

"Sudah ada bukti di media sosial bahwa mereka patut diduga dari preman-preman bayaran," katanya.

Sekali lagi ia menegaskan bahwa sebagai gerakan moral, KAMI hanya menyuarakan yang diyakini sebagai kebenaran, yaitu meluruskan kiblat bangsa dan negara dari penyimpangan dan penyelewengan.

Baca Juga: UU Omnibus Law Sangat Rugikan Kaum Buruh, Amien Rais: Cabut atau Kita Jadi Bangsa Kacung!

"Salah satu dari suara moral itu adalah menolak RUU Omnibus Law Ciptaker. Maka KAMI mendukung gerakan kaum buruh, mahasiswa dan pelajar, serta elemen-elemen lain yang menuntut pembatalan UU tersebut," tuturnya.

Bahkan, menurutnya, KAMI akan senantiasa mendukung gerakan yang sejalan dengan pikiran KAMI. Maka dari itu, tidak perlu ada kalimat menunggangi atau ditunggangi.

"Kalimat bahwa KAMI menunggangi Aksi Demo Buruh, Mahasiswa dan Pelajar adalah taktik agar massa buruh, mahasiswa dan pelajar tidak turun beraksi," pungkasnya.***

Editor: Khairunnisa Fauzatul A

Sumber: RRI

Tags

Terkini

Terpopuler