Penghapusan Mapel Sejarah Berdampak Buruk ke Generasi Muda, DPR: Harus Ada, Biar Ga Kekinian Melulu

20 September 2020, 06:30 WIB
sejarah kemerdekaan./*net /

PR CIREBON - Polemik mata pelajaran sejarah akan dihilangkan dari kurikulum SMA, ternyata memancing perhatian Wakil Ketua Komisi X DPR RI Agustina Wilujeng.

Secara tegas, ia menolak wacana penghapusan ataupun penggabungan mata pelajaran (mapel) sejarah dengan pendidikan sosial lainnya, artinya mapel sejarah tetap harus menjadi mapel wajib bagi siswa di sekolah.

"Mata pelajaran sejarah ini membangun pondasi pemahaman anak-anak di masa depan. Anak-anak ini meneruskan pendahulunya," ungkap Agustina saat sedang menyerahkan bantuan Program Indonesia Pintar di Kabupaten Semarang pada Sabtu, 19 September 2020.

Baca Juga: Tekanan Internasional terhadap Kamp Xinjiang Semakin Meningkat, Tiongkok Luncurkan Buku Putih

Lebih lanjut, ia menjelaskan pentingnya mapel sejarah untuk proses pelajar mengenal tata nilai budaya bangsanya.

"Bung Karno berpesan, jangan sekali-sekali meninggalkan sejarah," tegasnya, seperti dikutip PikiranRakyat-Cirebon.com dari Antara News.

Meskipun begitu, Agustina mengapresiasi rencana Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan yang akan menyederhanakan kurikulum dalam menghadapi pandemi Covid-19.

Hanya saja, jika pelajaran sejarah tidak lagi menjadi mata pelajaran wajib, maka anak-anak hanya akan berfokus mencari kekinian

"Anak-anak akan lebih mencari yang kekinian," tambahnya.

Baca Juga: Olimpiade Tokyo Tetap Dihelat Meski Pandemi, Atlet yang Berlaga Bebas Bersyarat Masuk Jepang

Sebagai informasi, Pemerintah melalui Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan berencana melakukan penyederhanaan kurikulum pendidikan di Indonesia.

Adapun rencana tersebut tertuang dalam draf sosialisasi Penyederhanaan Kurikulum dan Asesmen Nasional sejak 25 Agustus 2020 lalu.

Sementara itu, masyarakat sudah mengetahui isi draft yang salah satunya memuat rencana penghapusan mata pelajaran sejarah bagi siswa-siswi di SMK.

Sedangkan pada pelajar SMA, sejarah akan dijadikan sebagai mata pelajaran pilihan, sehingga bukan lagi pelajaran wajib yang harus diambil oleh siswa SMA.***

Editor: Khairunnisa Fauzatul A

Sumber: Antara News

Tags

Terkini

Terpopuler