Tekanan Internasional terhadap Kamp Xinjiang Semakin Meningkat, Tiongkok Luncurkan Buku Putih

- 19 September 2020, 20:32 WIB
Pabrik kapas Xinjiang.*
Pabrik kapas Xinjiang.* //Sourcing Journal/AP

PR CIREBON – Pemerintah Tiongkok dikabarkan akan mempertahankan sistem kamp untuk orang Uighur dan etnis minoritas lainnya di Xinjiang.

Dalam dokumen berbentuk buku putih yang diterbitkan pada Kamis, 17 September 2020, Beijing menyebut kamp tersebut sebagai pusat pelatihan kejuruan dengan mengatakan bahwa melalui kebijakan ketenagakerjaan dan ketenagakerjaan yang proaktif, Xinjiang terus meningkatkan kehidupan materi dan budaya masyarakat, serta menjamin dan mengembangkan hak asasi manusia mereka di setiap bidang.

Angka-angka yang termasuk dalam laporan mengisyaratkan ruang lingkup program. Dikatakan rata-rata 1,29 juta pekerja, termasuk 415.400 dari Xinjiang selatan, telah melalui pelatihan kejuruan sepanjang tahun antara 2014 dan 2019.

Baca Juga: Pedangdut Elvy Sukaesih Positif Terpapar Covid-19, Begini Kondisinya Saat Ini

Tiongkok banyak menghadapi tuduhan tentang penahanan massal Muslim minoritas di wilayah Xinjiang untuk pendidikan ulang, serta pengawasan, pembatasan keyakinan agama dan budaya, dan sterilisasi paksa terhadap perempuan. Para ahli mengatakan praktik tersebut sama dengan genosida budaya.

Akan tetapi tuduhan itu dibantah keras oleh Beijing, yang mengklaim kebijakan tersebut dilakukan untuk melawan terorisme dan mengentaskan kemiskinan. Namun, jurnalis dan kelompok hak asasi manusia sangat dilarang untuk memeriksa kamp-kamp yang sangat rahasia.

Ada tekanan internasional yang meningkat terhadap Tiongkok untuk mengakhiri praktiknya terhadap minoritas di wilayah tersebut. Hal itu termasuk sanksi, larangan AS atas impor Xinjiang, dan perusahaan seperti raksasa pakaian H&M yang memutuskan hubungan dengan produsen di kawasan itu.

Baca Juga: Uji Swab Kabupaten Cirebon Lampaui Target, Bupati: Lebih Baik Diketahui Meskipun Jumlahnya Banyak

“Tiongkok sering merilis buku putih ketika mereka merasa terancam dengan meningkatnya pelaporan tentang masalah yang mereka anggap sensitif,” ungkap Peter Irwin, perwakilan dari Proyek Hak Asasi Manusia Uighur dilansir Pikiranrakyat-Cirebon.com dari Guardian.

Halaman:

Editor: Nur Annisa

Sumber: The Guardian


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x