87 Persen Pasien Tanpa Gejala Sembuh dengan Arak Bali, Gubernur Perjuangkan Jadi Obat Covid-19

10 Agustus 2020, 08:05 WIB
Arak Bali/Istimewa /

PR CIREBON - Arak Bali masih diperjuangkan menjadi alternatif obat Covid-19 dengan olahan kearifan lokal Bali. Terbukti, Gubernur Bali Wayan Koster sedang mengajukan Arak Bali ke Kemenkumham RI agar memperoleh hak paten sebagai Usada Tradisional (Pengobatan Tradisional).

Sedangkan, proses memperoleh hak paten ini bertujuan agar dapat diproduksi untuk menyembuhkan atau memperkuat daya tahan tubuh (imun) pasien yang terkena Covid-19.

Tepatnya dalam masa pandemi Covid-19, Arak Bali telah dimanfaatkan sebagai salah satu obat terapi yang berhasil menyembuhkan orang tanpa gejala, dengan tingkat kesembuhan tinggi mencapai 87 persen.

Baca Juga: Perluas Target Bansos Pekerja, Pemerintah Buka Peluang Pekerja Informal Kena Juga

"Saya minta Pak Gelgel melakukan uji coba di tempat karantina Covid, dan ternyata arak ini punya pengaruh untuk treatment pasien positif, dan tingkat kesembuhannya semakin tinggi mencapai 87 persen di Bali," ungkap Gubernur jebolan ITB ini di hadapan para petani Arak di Desa Tri Eka Buana pada Minggu, 09 Agustus 2020.

Lebih lanjut, Gubernur Bali meminta kepada seluruh masyarakat di Pulau Dewata agar bersatu dalam mengembangkan potensi Arak Bali ini dari hulu atau dari bahan-bahan pembuat arak, seperti melestarikan pohon Jaka, Kelapa dan Ental.

"Yang dimulai dengan cara melestarikan kembali pohon Jaka, Kelapa, Ental, yang notabene pohon-pohon ini mampu menghasilkan minuman Arak ternama di Bali," ungkap Gubernur Bali dalam pernyataan yang dikutip PikiranRakyat-Cirebon.com dari RRI.

Baca Juga: Bill Gates Berontak Didesak Trump Beli TikTok, Sebut Media Sosial adalah Piala Beracun

Di sisi lain, seorang akademisi dari Fakultas MIPA, Universitas Udayana, I Made Agus Gelgel Wirasuta memandang ini dapat dilakukan dengan membentuk koperasi, apalagi usai berlakunya Pergub Bali No.1/2020 tentang Tata Kelola Minuman Fermentasi dan/atau Destilasi Khas Bali.

Menurutnya, secara penghasilan rata-rata per hari para petani mendapatkan untung Rp420 ribu atau dalam sebulan meraup keuntungan mencapai sekitar Rp12 juta.

Lebih dari itu, Gubernur Koster berkeinginan menyejajarkan Arak Bali dengan minuman spirit yang ada di dunia, seperti Whisky, Vodka, hingga Sake.

Baca Juga: KPAI Kritik Nadiem Makarim Soal Kurikulum Darurat, Sebut Mendikbud Tak Tegas dengan Bingungkan Guru

Dengan demikian, Pemerintah Bali akan mengatur Arak Bali untuk bermanfaat bagi ekonomi Bali, bahkan bisa berkemungkinan untuk jadi salah satu produk ekspor unggulan Bali.

"Jadi krama Bali harus mengelola Koperasi Arak ini, Krama Bali juga harus mengelola perusahaan Arak ini dengan memberikan kemasan Barak "Balinese Arak". Hal ini kami tekankan agar Krama Bali benar-benar merasakan manfaatnya secara ekonomi, apalagi BPOM juga sudah mendukung penuh dan bahkan telah ada empat perusahaan yang mendapatkan ijin edar dari BPOM. Kalau kepentingan ekspor, baru Pemerintah akan melibatkan para investor," jelas Koster mengakhiri.***

 
Editor: Khairunnisa Fauzatul A

Sumber: RRI

Tags

Terkini

Terpopuler