Soal Penembakan Laskar FPI, Fahri Hamzah Minta Mahfud MD Ambil Inisiatif: Jangan Takut Pak!

10 Desember 2020, 09:37 WIB
Fahri Hamzah. /Tangkap layar YouTube/Najwa Shihab

PR CIREBON – Sebagaimana diketahui sebelumnya, pada hari Senin 7 Desember 2020, enam orang anggota laskar Front Pembela Islam (FPI) ditembak mati oleh pihak kepolisian di jalan Tol Jakarta Cikampek KM 50 Senin dini hari lalu.

Berdasarkan keterangan dari pihak kepolisian, keenam orang tersebut telah melakukan aksi penghadangan mobil petugas dan telah menodongkan senjata tajam kepada petugas yang sedang dalam tugas penyelidikan.

Semtara itu, FPI menegaskan bahwa mereka dihadang oleh pihak-pihak yang tidak memakai seragam Polisi.

Baca Juga: Dianggap Hanya Urus Tewasnya 6 Pengawal HRS dan Abaikan Teror Sigi, Komnas HAM Beberkan Alasannya

Peristiwa ini diumumkan langsung oleh Kapolda Metro Jaya, Fadil Imran yang didampingi Pangdam Jaya, Mayjen TNI Dudung Abdurachman dalam konferensi pers di Polda Metro Jaya, Senin 7 Desember 2020.

Perihal insiden penembakan yang menewaskan 6 orang laskar FPI tersebut, Politisi asal partai Gelora Fahri Hamzah, melalui akun media sosial Twitter-nya pun ikut berpendapat.

Fahri mengatakan bahwa terkait penembakan rakyat tersebut, seharusnya ada keterangan cepat dan tuntas dari Menteri Koordinator Politik, Hukum dan Keamanan (Menko Polhukam) Mahfud MD.

“Soal penembakan rakyat, seharusnya ada keterangan cepat dan tuntas dari menteri koordinator @PolhukamRI yaitu bapak @mohmahfudmd. Kita kenal beliau dan pasti beliau mengerti bahwa ini kejadian luar biasa di bidang polhukam. Jangan adem ayem sebab rakyat sedang merasa,” cuitnya, Kamis 10 Desember 2020, dikutip PikiranRakyat-Cirebon.com dari Twitter @FahriHamzah.

Baca Juga: Hari HAM Internasional 10 Desember, KPK: Korupsi Musuh Utama HAM, Banyak Serangan Fisik ke Kami

Lebih lanjut, Fahri mengatakan bahwa adanya anggapan jika kejadian ini didiamkan akan hilang dengan sendirinya merupakan hal yang keliru, karena publik punya daya ingat semacam “memori kolektif”.

“Ada anggapan seolah kalau “dialihkan” atau “didiamkan” ini akan hilang dengan sendirinya. Ini keliru, publik itu punya daya ingat semacam “memori kolektif”. Kalau memori ini menumpuk tanpa klarifikasi, atau negara tak membuatnya terang, maka ia akan tersimpan sebagai trauma,” tulisnya.

Hal ini, tuturnya, jelas sangat berbahaya jika sebuah bangsa menyimpan trauma, dan itu seperti bom waktu atau api dalam sekam. Maka dari itu, tambahnya, yang terbaik adalah memberikan penjelasan tuntas.

“Berbahaya sekali sebuah bangsa menyimpan trauma, itu seperti bom waktu atau api dalam sekam. Maka, yang terbaik adalah memberi penjelasan tuntas. Jika ingin memuaskan logika publik maka investigasi harus dilakukan. Anggota @DPR_RI  jangan diam. Kita mau bangsa kita damai,” katanya.

Baca Juga: 146 Kandidat Dinasti Politik Ada di Pilkada 2020, Media Asing: Kegagalan Parpol Terbanyak Tahun Ini

Fahri pun meminta Menko Polhukam Mahfud MD untuk mengambil inisiatif dan jadilah juru bicara negara terbaik di bidang Polhukam.

Pak @mohmahfudmd ambil inisiatif pak. Sekarang itang minta ke bapak bukan pak @prabowo maka ambillah inisiatif. Ini waktu uji bagi bapak. Ambillah inisiatif. Jadilah juru bicara negara dalam bidang @PolhukamRI yang terbaik. Jangan takut pak!,” pungkasnya.***

Editor: Khairunnisa Fauzatul A

Sumber: Twitter @fahrihamzah

Tags

Terkini

Terpopuler