Fahri Hamzah Sebut Pemberian Hukuman TNI Pendukung HRS Karena Adanya Distorsi Pemahaman

- 14 November 2020, 08:57 WIB
Wakil Ketua Umum Partai Gelora, Fahri Hamzah. *
Wakil Ketua Umum Partai Gelora, Fahri Hamzah. * /ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak A/



PR CIREBON - Pemberian hukuman terhadap dua prajurit TNI hanya karena berteriak "Kami Bersamamu Habib" yang menuai pro dan kontra, Fahri Hamzah memberikan komentarnya.

Sebelumnya, sebuah video yang menyorot dua anggota TNI viral di media sosial. Dalam video berdurasi 17 detik, Kopda Asyari Tri Yudha menuju Bandara Soetta dalam persiapan pengamanan kepulangan Imam Besar Front Pembela Islam (FPI) Habib Rizieq.

"Kami bersamamu Imam Besar Habib Rizieq Shihab. Takbir. Allahu Akbar," kata Kopda Asyari Tri Yudha.

Baca Juga: RUU Minol Tengah Dibahas DPR, MUI Jelaskan Miras Tidak Baik Buat Agama Maupun Kesehatan

Atas kejadian tersebut, Anggota TNI mendapat sanksi dari peradilan militer. Menurut  Wakil Ketua Umum Partai Gelombang Rakyat (Gelora) Fahri Hamzah, peristiwa tersebut menunjukkan telah terjadi distorsi pemahaman di tubuh elite bangsa Indonesia terkait posisi agama dalam negara.

"Memang terjadi semacam distorsi pemahaman di tubuh elite bangsa kita terkait posisi agama dalam negara," katanya, dikutip PikiranRakyat-Cirebon.com dari RRI pada Jumat, 13 November 2020.

Mantan Wakil Ketua DPR tersebut juga mengatakan jika para elite di pemerintahan menganggap negara tidak boleh punya idola di luar negara.

Baca Juga: Terungkap Motif Penyebar Video Asusila Mirip Gisel, Semua Dilakukannya Demi Tambah Follower

"Tetapi juga ada kelompok yang menganggap bahwa tokoh negara tidak layak diidolakan," katanya.

Untuk itu, lanjut Fahri, kedua pandangan tersebut salah dan perlu dirukunkan. Karena, rekonsiliasi yang diperlukan bangsa ini luas pengertiannya.

"Termasuk rekonsiliasi literasi agama dan negara. Baru kita bisa tenang, Ini tema berat,"ujarnya.

Baca Juga: MUI Ingatkan DPR Terkait RUU Minol, Anwar: Jangan Membuat Aturan Yang Buat Rakyat Jatuh Sakit

Fahri mengimbau kepada pemerintah agar tak main sanksi, tetapi justru kejadian ini menjadi pemicu untuk lebih mengedepankan pemahaman pandangan yang dinilai bertentangan. ***

Editor: Egi Septiadi

Sumber: RRI


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x