Hujan Makin Sering Turun, Waspada Potensi Gerakan Tanah Mengintai, Bisa Terjadi Kapan Saja

7 Desember 2020, 08:00 WIB
Ilustrasi tanah bergerak saat hujan tiba. //Antara News

PR CIREBON – Curah hujan yang semakin sering terjadi belakangan ini harus diwaspadai karena berpotensi menimbulkan gerakan tanah atau longsor. Terutama untuk warga yang tinggal di perbukitan, longsor bisa terjadi kapan saja.

Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Banjarnegara Aris Sudaryanto, melalui Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik Budi Wahyono mengingatkan masyarakat untuk terus meningkatkan kewaspadaan karena potensi longsor atau gerakan tanah mengalami peningkatan saat musim hujan.

Menurut data yang dihimpun BPBD Banjarnegara, pada Kamis, 3 Desember 2020, seperti dikutip PikiranRakyat-Cirebon.com dari Antara News , tercatat ada 33 bencana longsor atau gerakan tanah yang terjadi setelah hujan mengguyur kawasan itu sepanjang hari.

Baca Juga: Komunikasi Pejabat Publik Kaku, Ganjar Pranowo: Ubah, Masyarakat Tidak Suka dan Hanya Buat Kantuk

Lokasi bencana tersebar di 13 kecamatan yang ada di wilayah setempat, yakni Bawang, Klampok, Pagedongan, Karangkobar, Wanadadi, Banjarnegara, Pejawaran, Punggelan, Pandanarum, Pagentan, Wanayasa, Banjarmangu dan Kecamatan Susukan.

"Sebagian besar merupakan gerakan tanah skala kecil, namun ada beberapa yang berskala besar, di antaranya di Dukuh Karanglo di Desa Kalitlaga, Kecamatan Pagentan," katanya.

Dia mengatakan berdasarkan Keputusan Bupati Banjarnegara Nomor 360/678 Tahun 2020 tentang Penetapan Status Siaga Darurat Bencana, pihaknya menetapkan status siaga darurat mulai 12 Oktober 2020 hingga 9 Januari 2021.

Baca Juga: Jokowi Geram Menterinya Ditangkap KPK: Sejak Awal Sudah Saya Ingatkan, Jangan Korupsi!

Dengan adanya status siaga darurat maka diharapkan semua pihak, termasuk masyarakat dapat senantiasa meningkatkan kesiapsiagaan dalam rangka mengantisipasi bencana alam di wilayah itu sebagai kunci untuk menyukseskan upaya mitigasi.

Sebagai bagian dari penetapan status siaga darurat, pihaknya juga terus melakukan sosialisasi dan edukasi, mengenai potensi-potensi bencana yang ada di sekitar mereka. 

Pemkab Banjarnegara menilai salah satu strategi dalam upaya mitigasi adalah meningkatkan kemampuan masyarakat untuk memahami bencana. Dengan memahami bencana maka diharapkan akan memiliki kemampuan untuk menanggulangi dan mampu mengamankan diri dari bencana yang mungkin terjadi.

Baca Juga: Meski Syok dan Terpukul, Kemensos Janji akan Terus Kerja Keras Laksanakan Sisa Program

Peran aktif masyarakat diperlukan sebagai bagian dari budaya tangguh bencana, mengingat sebagian wilayah di Banjarnegara merupakan area perbukitan yang rentan terhadap gerakan tanah.

Berdasarkan kajian risiko bencana BNPB Tahun 2018 diketahui bahwa terdapat 204 desa rawan bencana longsor atau gerakan tanah yang tersebar di 20 kecamatan.

Karena itu Pemkab Banjarnegara sejak jauh-jauh hari sudah mengoptimalkan program gerakan desa tangguh bencana. Hingga November 2020 ini Pemerintah Kabupaten Banjarnegara telah membentuk 59 desa tangguh bencana yang tersebar di beberapa kecamatan untuk meningkatkan kesiapsiagaan masyarakat.***

 

 

Editor: Khairunnisa Fauzatul A

Sumber: Antara News

Tags

Terkini

Terpopuler