Rizieq Tak Bisa Ajak Jokowi Berdialog karena Tidak Selevel, Refly Harun: Terlalu Merendahkan

5 Desember 2020, 17:18 WIB
Tangkap layar YouTube Refly Harun./ YouTube Refly Harun /

PR CIREBON - Sebagaimana diketahui, dalam sebuah pernyataan sebelumnya Imam Besar Front Pembela Islam (FPI) Habib Rizieq Shihab mengatakan bahwa dirinya mengaku kesal terkait permintaanya untuk berdialog dengan Presiden Joko Widodo (Jokowi) ditolak oleh Istana Kepresidenan.

Habib Rizieq mengatakan bahwa dirinya ingin berbicara dua arah dengan presiden Jokowi. Lanjutnya, dia mengatakan tidak ada alasan Presiden Jokowi menolak untuk berdialog, karena Rizieq bukan pemberontak.

Rizieq menambahkan bahwa dirinya bukanlah musuh Polisi, bukan musuh pemerintah, dan bukan pula musuh tentara. Lanjutnya, dia hanya ingin menyuarakan suara rakyat yang selama ini terpendam di masyarakat Indonesia.

Baca Juga: Bahas Papua Merdeka, Boni Hargens: Akan Muncul Benny Wenda Lain, Lebih Cerdas Lobby Internasionalnya

Sementara itu, Tenaga Ahli Utama Kantor Staf Presiden (KSP) Donny Gahral Adian mengaku bahwa pihaknya tak pernah menghalangi pertemuan HRS dengan Presiden Jokowi. Akan tetapi, untuk dapat berdialog secara empat mata, sebaiknya hal itu tidak perlu dilakukan.

Doni mengatakan bahwa hal itu dikarenakan diskusi tersebut tidak akan berlangsung sesuai harapan. Lebih lanjut, dia berkata bahwa apa yang akan didialogkan jika yang keluar dari mulut HRS hanya umpatan dan fitnah, sehingga tidak selevel dengan Presiden Jokowi.

Terkait tanggapan Doni tersebut, Ahli Hukum Tata Negara Refly Harun melalui kanal YouTube miliknya memberi tanggapan.

“Jika menurut terminologi Moeldoko, bahwa apa yang disampaikan oleh Donny tersebut bukanlah suara Istana. Karena, kata Moeldoko hanya ada tiga orang yang mewakili Istana, yaitu Moeldoko sendiri, Sekretaris Kabinet Pramono Anung, dan Menteri Sekretaris Negara Pratikno,”tuturnya.

“Jadi, omongan Donny Gahral itu tidak tahu, apakah mewakili istana atau mengarang sendiri,” lanjutnya, dikutip  PikiranRakyat-Cirebon.com dari YouTube Refly Harun, Sabtu, 5 Desember 2020.

Baca Juga: Puan Menilai Papua Baik-baik Saja, Benny Wenda Hanya Kamuflase Politik, Eksistensi Internasional

Akan tetapi, lanjut Refly, kita juga tidak bisa mendelegitimasi seorang Donny, anggap saja dia menangkap denyut dinamika istana.

“Kira-kira begitulah suara istana, karena itu, kita terima saja. Katakanlah ucapan Donny sebagai sebuah kebenaran bahwa, satu, tidak ada yang perlu didialogkan, kedua, tidak mutu bertemu dengan HRS, itu yg dikatakan Donny,” ujarnya.

“Yang bisa bertemu dengan Presiden Jokowi hanya sekelas KH Said Aqil Siraj, Buya Syafii Maarif,  sekelas Azyumardi Azra, dan mungkin juga ulama-ulama lain yang selama ini tidak menunjukan sikap konfrontatif, mungkin,” sambungnya.

Baca Juga: Terbukti, Bawaslu Ungkap Pelanggaran Prokes Terbanyak Berasal dari Kampanye Pilkada 2020

Jika seperti itu, tuturnya, untuk apa lagi berdialog dengan orang yang sudah satu pemikiran. Justru, tambahnya, dialog itu dengan orang yang berbeda pendapat, berbeda pemahaman dan pemikiran, bukan dengan orang yang satu arus.

Refly berpendapat, bahwa apa yang disampaikan oleh Donny tersebut, terlalu merendahkan seorang Habib Rizieq.

“Tidak bisa rasanya kita meremehkan seorang Habib Rizieq dengan mengatakannya tidak selevel dengan presiden. Kita tidak bisa mengatakan kelebihan itu sebagaimana dari kedudukan atau dari pendidikan. Tetapi, sebenarnya dari sejauh mana kita mau berkontribusi terhadap humanisme atau kemanusiaa,”pungkasnya.

 

***

Editor: Khairunnisa Fauzatul A

Sumber: YouTube Refly Harun

Tags

Terkini

Terpopuler