Hari Kebebasan Pers Sedunia di Cirebon, Jurnalis Belum Sepenuhnya Terlindungi, Termasuk di Cirebon

- 30 Mei 2022, 12:29 WIB
Hari Kebebasan Pers Sedunia di Cirebon, Jurnalis Belum Sepenuhnya Terlindungi, Termasuk di Cirebon/andik sc prmn
Hari Kebebasan Pers Sedunia di Cirebon, Jurnalis Belum Sepenuhnya Terlindungi, Termasuk di Cirebon/andik sc prmn /

"Untuk jurnalis, kami mengingatkan agar menjaga kode etik jurnalistik. Kepada pemerintah dan aparat keamanan diharapkan melindungi jurnalis," ujarnya.

Sementara itu, Koalisi Jurnalis Cirebon merupakan kolaborasi antara Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Bandung, Ikatan Jurnalis Televisi Indonesia (IJTI) Cirebon Raya, sejumlah organisasi pers kampus seperti Fatsoen dan unsur mahasiswa lainnya, serta para jurnalis di wilayah Cirebon.

Baca Juga: Good...! Kominfo dan KPK Kerjasama Aduan Tindak Pidana Korupsi, Bagaimana Tipikor di Daerahmu?

Dalam aksinya, massa berorasi sambil membawa sejumlah poster terkait kebebasan pers.

Poster itu berisi harapan dan tuntutan massa aksi, seperti "Jurnalis Harus Independen", "Tolak Kekerasan Terhadap Jurnalis", hingga "Jurnalis Ramah Anak".

Seperti diketahui, sejak 3 Mei 1993, Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa memproklamasikan Hari Kebebasan Pers Sedunia. Momentum tersebut untuk mengingatkan berbagai pihak terkait kebebasan pers dan perlindungan terhadap profesi jurnalis.

Baca Juga: Good...! Kominfo dan KPK Kerjasama Aduan Tindak Pidana Korupsi, Bagaimana Tipikor di Daerahmu?

Massa aksi juga mengingatkan masyarakat agar menaati Undang-Undang Nomor 40 Tahun 1999 tentang Pers.

"Misalnya, jika ada protes tentang pemberitaan, masyarakat bisa mengajukan hak jawab atau hak koreksi ke media bersangkutan, bukan ke polisi. Sengketa pers diselesaikan di Dewan Pers," ujar Vikri.

Dengan begitu, lanjutnya, jurnalis bisa terlindungi. Apalagi, kasus kekerasan terhadap jurnalis terus terjadi. AJI mencatat, sejak 2006 hingga awal 2022, terdapat 911 kasus kekerasan pada jurnalis. Kasus itu meliputi kekerasan fisik, ancaman teror, hingga serangan digital. "Saat ini, serangan digital marak terjadi, seperti doxing atau peretasan," katanya.

Halaman:

Editor: Otang Fharyana

Sumber: Reportase


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x