Sapa Warga, Jaringan Komunikasi Canggih Milik Pemprov Jabar yang Bisa Redam Simpang Siur Kabar Virus Corona

- 7 Maret 2020, 09:26 WIB
Simulasi penanganan virus corona di RSHS Bandung.*
Simulasi penanganan virus corona di RSHS Bandung.* /DOK RSHS BANDUNG/

Ia menilai pemahaman dan pengetahuan masyarakat tinggi akan berbanding lurus dengan penanganan dan penanggulangan COVID-19 di Jabar yang dapat berjalan cepat dan tepat.

"Kami menyebarkan informasi yang berkaitan tentang penanggulangan dan penanganan COVID-19. Karena yang paling penting bagaimana masyarakat mengetahui gejala COVID-19,"tutur Setiaji.

Baca Juga: Konsultan Nutrisi Jepang Beri Rekomendasi Metode Diet Berdasarkan Golongan Darah, Simak Penjelasannya

Dalam penggunaannya, semua ketua RW dapat mengakses aplikasi tersebut dan menjadi penanggungjawab. Sejauh ini, sekitar 26.000 ketua RW di Jabar sudah terdaftar dalam aplikasi Sapa Warga.

Selain itu, aplikasi tersebut berfungsi menangkal berita bohong COVID-19 yang seringkali membuat masyarakat panik dan resah.

Dalam prosesnya, semua informasi COVID-19 yang beredar di masyarakat atau sosial media dihimpun dan diklarifikasi oleh Jabar Saber Hoaks (JSH). Kemudian, hasil klarifikasi itu akan dikirim melalui Sapa Warga.

Baca Juga: Tawarkan Permainan Anak-anak, Taman Kota Sumber Cirebon Jadi Tujuan Warga saat Libur

"Karena banyak sekali hoaks mengenai virus corona. Klarifikasi dari JSH kami himpun dan kemudian diinformasikan lewat Sapa Warga sehingga Pak RW tahu, informasi ini hoaks atau bukan," katanya.

Melalui Sapa Warga, pihaknya menyurvei kesiapsiagaan masyarakat, mulai dari sejauh mana pengetahuan masyarakat soal COVID-19 sampai pencegahannya.

Adapun hasil survei tersebut dapat menjadi bahan rekomendasi bagi semua pihak. Lebih khusus untuk pemerintah kabupaten dan kota dapat menyosialisasikan penanganan dan penanggulangan COVID-19.

Baca Juga: Prakiraan Cuaca Cirebon, Sabtu 7 Maret 2020: Harjamukti dan Ciwaringin Dimulai dengan Pagi Cerah Berawan, Siang hingga Sore Diterpa Hujan Ringan

"Yang pertama, apakah mereka tahu tentang COVID-19. Terus yang kedua, apakah mereka tahu cara mencegahnya, misal dengan cuci tangan dan sebagainya," jelasnya.

Pun begitu, pelaksanaan survei didasarkan untuk mengetahui pemahaman warga terhadap virus tersebut. Salah satunya adalah kebiasaan cuci tangan yang masih kurang benar, sehingga diperlukan sosialisasi lebih lanjut.

"Survei masih berlangsung. Dari hasil survei sementara, 90 persen tahu tentang corona. Masyarakat tahu harus mencuci tangan, tapi cuci tangan yang benar itu seperti apa masih kurang. Nah, itu yang harus kita sosialisasikan," katanya.

Baca Juga: Konsultan Nutrisi Jepang Beri Rekomendasi Metode Diet Berdasarkan Golongan Darah, Simak Penjelasannya

Bahkan, ketua RW dapat melapor lewat Sapa Warga saat menemukan warganya yang memiliki gejala-gejala COVID-19, seperti sesak napas dan demam, maupun mempunyai riwayat perjalanan ke negara terpapar virus corona.

Nantinya, laporan tersebut akan diteruskan kepada Pusat Informasi dan Koordinasi COVID-19 Jabar (PIKOBAR) agar penanganan dan penanggulangannya berjalan cepat dan tepat.

"Karena kita juga sampaikan juga berita penanggulangan, termasuk hal-hal yang disampaikan Pak Gubernur (Ridwan Kamil, red.), hanya warga dalam kondisi sakit yang menggunakan masker. Kita juga sampaikan lewat Sapa Warga," katanya.

Halaman:

Editor: Gugum Rachmat Gumilar

Sumber: Permenpan RB


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah