Terhitung 10 Kali Kebanjiran Dalam Satu Tahun, Warga Cipatat Minta Dibuatkan Saluran Air

- 6 Februari 2020, 19:23 WIB
ILUSTRASI banjir. Banjir melanda sejumlah lokasi di Kota Bandung.*
ILUSTRASI banjir. Banjir melanda sejumlah lokasi di Kota Bandung.* /RAISAN AL FARISI/ANTARA /ANTARA FOTO

PIKIRAN RAKYAT - Suara mesin buldoser meratakan batu split mengiringi aktivitas warga Kampung Halte, Kecamatan Cipatat, Kabupaten Bandung sejak Agustus 2019 lalu.

Proyek renovasi stasiun Cipatat tersebut dilakukan untuk menghidupkan kembali Jalur Kereta Api Ciranjang-Cipatat yang telah lama tidak beroperasi.

Kementerian Perhubungan melakukan reaktivasi jalur kereta api Cianjur-Ciranjang sekaligus jalur kereta api ke stasiun Cipatat dengan memperpanjang jalur dari 15 kilometer menjadi 30 kilometer.

Baca Juga: Mudah Deteksi Virus Corona, AI Screening Dipasang di Jalanan Beijing

Namun, proyek reaktivasi ini sangat berdampak buruk pada masyarakat setempat yang tinggal di wilayah proyek tersebut, tepatnya masyarakat yang tinggal di kawasan Stasiun Cipatat.

Dikutip Pikiran-Rakyat.com dari situs Galamedia News, proyek renovasi Stasiun Kereta Api Cipatat di Kabupaten Bandung Barat ini menimbulkan persoalan bagi warga sekitar.

Pasalnya, sejak proyek itu dikerjakan banjir sudah lebih dari sepuluh kali meredam Kampung Stasion RT 1/RW 19 tersebut.

Baca Juga: Bantu Tingkatkan Kekebalan Tubuh, Ketahui Manfaat Lain Blueberry yang Jarang Diketahui

Sebelumnya, banjir tidak pernah menerjang kampung di stasiun ini, namun sejak Agustus 2019 lalu awal mula pembangunan proyek tersebut banjir mulai melanda rumah warga.

Kepala Desa Cipatat, Darya Sugangga membenarkan perihal itu, kampung stasiun yang sebelumnya bebas banjir, kini menjadi daerah langganan banjir dengan ketinggian air mencapai 80 cm.

Diduga banjir yang menerjang kampung stasiun, akibat tertutupnya tiga saluran air dampak pengerjaan proyek perbaikan stasiun Kereta Api Cipatat, dimana air hujan yang bisanya mengalir melalui saluran air terbendung hingga meluap masuk ke perkampungan.

Baca Juga: Diduga Akibat Korsleting Listrik, Mesin Fotocopy di Cirebon Terbakar 

"Ada sepuluh rumah yang selalu terendam banjir setiap kali turun hujan deras. Kejadian terakhir, hujan yang mengguyur Cipatat, Rabu 5 Februari 2020 sore sampai malam kembali merendam rumah-rumah tersebut," kata Darya

Kini, setiap kali turun hujan deras membuat warga was-was. Sebab, hampir dipastikan banjir bakal menimpa kampung mereka.

"Banjir juga sampai ke jalan. Karena bercampur lumpur membuat badan jalan menjadi licin, banyak pengendara sepeda motor terjatuh," ungkapnya.

Baca Juga: Serang Personil BTS, Kenali Penyakit Cholinergic Urticaria yang Buat Gatal di Tubuh

Ia pernah menyampaikan persoalan itu kepada pekerja proyek. Namun sampai sekarang belum ada tindak lanjut dari pihak kontraktor.

"Mestinya kalau memang saluran air itu ditutup, buat saluran pengganti. Biar air hujan tidak kemana-mana. Yang kasihan warga, setiap hujan deras turun mereka dihinggapi kecemasan takut banjir kembali datang," ujarnya.

Menurutnya, kontraktor yang mengerjakan proyek perbaikan Stasiun Cipatat tidak memperhatikan Amdal. Sehingga, ketika proyek itu dikerjakan berdampak negatif pada lingkungan di sekitarnya.

Baca Juga: Kasus Sekda Depok Dihentikan, Bawaslu: Bukan Dia yang Pasang

"Kami tidak mempersoalkan perbaikan Stasiun Cipatat, malah mendukung. Tuntutan kami itu sederhana sekali. Tolong buat saluran air baru atau aktifkan kembali saluran yang lama biar tidak ada lagi kejadian banjir," tuturnya.

 

Editor: Tyas Siti Gantina

Sumber: Galamedia


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x