Tim Partai Republik Pertimbangkan Cara Beritahu Donald Trump untuk Akui Kekalahan dalam Pemilu

- 7 November 2020, 11:17 WIB
Donald Trump: Tim dari Partai Republik tengah mempertimbangkan cara untuk memberitahu Donald Trump bahwa dirinya kalah dalam pemilu dan harus mengakuinya.
Donald Trump: Tim dari Partai Republik tengah mempertimbangkan cara untuk memberitahu Donald Trump bahwa dirinya kalah dalam pemilu dan harus mengakuinya. // Pixabay/Geralt /

 

PR CIREBON – Tim sukses Presiden Amerika Serikat (AS), Donald Trump, sedang berjuang untuk memutuskan siapa yang harus memberitahunya bahwa dia kalah dalam pemilu karena Joe Biden memimpin penghitungan suara Gedung Putih.

Dikutip Pikiranrakyat-Cirebon.com dari Daily Mail, Biden memimpin di Pennsylvania dan Georgia pada Jumat, 6 November pagi, saat suara dihitung semalam. Tidak ada jalan menuju kemenangan bagi Presiden Trump tanpa negara bagian itu.

Akan tetapi, Trump telah memberitahu timnya bahwa dia tidak akan menyerah untuk mencapai kemenangan.

Baca Juga: Warner Bros Putuskan Johnny Depp Tak Lagi Berperan dalam Seri Film Fantastic Beast

Diskusi telah dimulai tentang intervensi dengan presiden, yakni siapa yang akan menghadapi dan berani untuk memberitahunya bahwa dia telah kalah dan sudah waktunya untuk menyerah.

Nama-nama yang dilayangkan termasuk menantu presiden Jared Kushner dan putrinya Ivanka Trump, dan keduanya menjabat sebagai penasihat di Gedung Putih.

Anggota Partai Republik juga khawatir Trump tidak akan mengakui kekalahan dengan tenang dan sedang mendiskusikan cara untuk mengambil tindakannya sendiri secara gegabah.

Baca Juga: Pemegang Polis Jiwasraya Harus Tahu, Berikut Saluran Web Baru untuk Akses Perubahan Data

Mereka sedang mempertimbangkan bagaimana cara memberitahukan Trump untuk mengakui kekalahan, mungkin menyarankan kepadanya bahwa mengakui kekalahan dengan tenang dapat membantunya, keluarganya, dan bisnisnya serta mengingatkannya bahwa dia dapat mencalonkan diri lagi pada tahun 2024.

Trump juga sedang mempertimbangkan untuk mengadakan rapat umum politik akhir pekan ini jika tidak ada hasil akhir dalam pemilihan presiden.

Bersamaan dengan penghitungan hasil pemilu, Trump mengadakan 14 aksi unjuk rasa di tujuh negara bagian dalam tiga hari terakhir pemilihan dan menarik energi dari kerumunan pendukungnya yang bersorak-sorai.

Baca Juga: Remaja 17 Tahun yang Masuk Kelompok Teroris Sebut Adolf Hitler dan James Mason Sebagai Pahlawannya

Pendukung Trump telah berdemonstrasi di pusat penghitungan suara di Nevada, Arizona, dan Pennsylvania. Di beberapa tempat, Garda Nasional Amerika Serikat telah dipanggil untuk menjaga ketertiban.

Sementara itu, pihak Joe Biden mengabaikan kekhawatiran bahwa Presiden Trump mungkin tidak akan mengakui kekalahannya.

“Seperti yang kami katakan pada 19 Juli, rakyat Amerika akan memutuskan pemilihan ini. Dan pemerintah Amerika Serikat sangat mampu mengawal penyusup keluar dari Gedung Putih,” kata juru bicara tim Biden, Andrew Bates.

Baca Juga: Ini Alasan BLT Subsidi Gaji Tahap 2 Belum Cair Ke Rekening Kamu

Biden memimpin di Pennsylvania pada Jumat pagi dengan 5.5870 suara. Sisa suara yang akan dihitung di negara bagian sebagian besar berada di kubu Biden di Pittsburgh dan Pennsylvania.

Jika Biden mengambil alih seluruh Pennsylvania, dia akan melampaui 270 suara elektoral yang dia butuhkan untuk mengklaim kemenangan, dua setengah hari setelah pemungutan suara ditutup.***

Editor: Irma Nurfajri Aunulloh

Sumber: Daily Mail


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah