Kelompok 'Serigala Abu-abu' dari Turki Diduga Ikut Terlibat dalam Aksi Demonstrasi di Prancis

- 3 November 2020, 18:30 WIB
Bendera Prancis: Prancis berencana tidak akan melibatkan lagi kelompok 'Serigala Abu-abu' dari Turki karena diduga terlibat dalam aksi demonstrasi.
Bendera Prancis: Prancis berencana tidak akan melibatkan lagi kelompok 'Serigala Abu-abu' dari Turki karena diduga terlibat dalam aksi demonstrasi. /Unsplash/Alice Triquet

PR CIREBON - Prancis berencana akan melarang kelompok nasionalis sayap kanan Turki, Serigala Abu-abu untuk terlibat lagi dalam insiden yang telah terjadi.

Menteri Dalam Negeri Gerald Darmanin menggambarkan organisasi itu sebagai 'sangat agresif' dan mengatakan kepada legislator pada hari Senin 2 November 2020, bahwa dia akan mengupayakan pembubarannya pada pertemuan kabinet pada Rabu, 4 November 2020.

Larangan itu menyusul insiden baru-baru ini di Prancis yang melibatkan kelompok Serigala Abu-abu di tengah meningkatnya ketegangan antara Prancis dan Turki dan atas konflik Nagorno-Karabakh. dilansir PikiranRakyat-Cirebon.com dari Aljazeera

Baca Juga: Serangan Dadakan Terjadi di Universitas Kabul Afghanistan, 19 Siswa Tewas dan 22 Orang Luka-luka

Dalam satu insiden akhir pekan lalu, televisi France 3 melaporkan bahwa tugu peringatan Armenia di dekat Lyon ditandai dengan slogan dan prasasti pro-Turki dengan nama Serigala Abu-abu.

Kelompok itu juga dikaitkan dengan dua demonstrasi anti-Armenia oleh orang-orang yang membawa bendera Turki di wilayah Lyon dan Grenoble.

Video demonstrasi dipublikasikan secara online oleh akun media sosial menggunakan simbol 'Grey Wolves'.

Baca Juga: Aksi Teror Terjadi di Wina Austria, 3 Orang Tewas dan 15 Lainnya Alami Luka-luka

Larangan itu juga diberlakukan saat Prancis menindak kekerasan menyusul pembunuhan seorang guru sekolah Prancis bulan lalu.

Samuel Paty dipenggal pada 16 Oktober oleh seorang anak berusia 18 tahun asal Chechnya yang berusaha untuk membalas penggunaan karikatur Nabi Muhammad oleh korbannya di sebuah kelas tentang kebebasan berekspresi.

Setelah pembunuhan Paty, Prancis melarang sebuah kelompok yang dinamai mendiang Sheikh Yassin, seorang pemimpin Muslim Palestina dan salah satu pendiri gerakan Hamas.***

Editor: Irma Nurfajri Aunulloh

Sumber: Aljazeera


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x