Prancis Menolak Menyerah Meski Diserang Muslim Dunia, Presiden Macron: Kami Bebas di Tanah Sendiri

- 31 Oktober 2020, 19:32 WIB
Presiden Prancis Emmanuel Macron.
Presiden Prancis Emmanuel Macron. //Twitter

Sedangkan pada konferensi pers di Kota Nice, Ricard mengatakan bahwa pria itu memasuki kota dengan kereta api pada Kamis pagi. Hingga ia terdeteksi pergi ke gereja, tetapi disana ia justru menikam dan membunuh petugas gereja berusia 55 tahun, bahkan juga memenggal kepala seorang perempuan berusia 60 tahun.

Baca Juga: Sanksi untuk Turki dari AS Menanti, Pasca Pengujian Rudal S-400 Rusia yang Dilakukan Turki

Setelah membunuh dua orang digereja, pria tersebut juga menikam wanita berusia 44 tahun yang sempat melarikan diri ke kafe, tempatnya menyembunyikan alarm sebelum ia dibunuh, kata Ricard.

Polisi kemudian langsung datang dan menangkap pelaku pembunuhan yang masih meneriakkan ‘Allahu Akbar’, dan menembak serta melukai dia.

“Pada penyerang kami menemukan sebuah Al Quran dan dua telepon, pisau kejahatan 30cm sengan ujung tajam 17cm. Kami juga menemukan tas yang ditinggalkan oleh penyerang. Disamping tas ini ada dua pisau yang tidak digunakan dalam penyerangan,” kata Ricard.

Baca Juga: Ikut Tanggapi Emmanuel Macron, Presiden Jokowi: Prancis Lukai Perasaan Umat Islam Seluruh Dunia

Adapun saat ini, tersangka penyerangan masih dirawat di rumah sakit karena dalam kondisi kritis.

Juru bicara pengadilan khusus kontra-militansi Tunisia, Mohsen Dali menyatakan bahwa Aouissaoui tidak terdaftar oleh polisi disana sebagai tersangka militan, ia mengatakan bahwa Aouissaoui meninggalkan negara itu pada tanggal 14 September dengan menggunakan perahu, Tunisia juga telah melakukan penyelidikan forensiknya sendiri terkait kasus tersebut.

Bagian ironisnya, serangan pada hari Kamis tersebut bertepatan dengan hari ulang tahun Nabi Muhammad SAW, hal tersebut terjadi karena kemarahan Muslim yang meningkat atas pembelaam Prancis untuk hak penerbitkan kartun Nabi Muhammad SAW.

Demonstrasi pun terjadi di berbagai negara mayoritas Muslim dan mengecam Prancis atas keputusan memberikan ijin terhadap penerbitan kartun bernada penghinaan tersebut.***(Lingkar Kediri/Alfan Amar Mujab)

Halaman:

Editor: Khairunnisa Fauzatul A

Sumber: Antara News Lingkar Kediri


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x