PR CIREBON - Saat ini, rumah sakit di Inggris kewalahan oleh kasus Covid-19 yang kembali bangkit di negaranya.
Akibat hal ini, Inggris berencana akan menerapkan lockdown atau penguncian nasional pada pekan depan.
Hal tersebut diungkapkan langsung oleh Perdana Menteri Inggris Boris Johnsons.
Baca Juga: Mantan Menkes Siti Fadilah Bebas dari Penjara Setelah 4 Tahun Masa Tahanan Karena Kasus Korupsi
Boris Johnsons menjelaskan bahwa lockdown di Inggris akan akan dimulai pada Rabu 4 November 2020 dan berlaku hingga Selasa, 1 Desember 2020.
Johnsons diperkirakan mengadakan konferensi pers pada Senin untuk mengumumkan langkah-langkah baru, yang dapat menutup semua hal kecuali toko-toko kebutuhan pokok dan tempat-tempat pendidikan.
Para pejabat Kantor Kabinet belum menjawab permintaan komentar dari Reuters.
Baca Juga: Aniaya Warga Pakistan karena Bising Klakson, Pelaku Ditangkap Polres Metro Jakarta Barat
Inggris Raya pada Jumat melaporkan 24.405 kasus baru Covid-19 dan 274 kematian dalam 28 hari uji positif, menurut data pemerintah.
Pemerintah kini mencatat lebih dari 20.000 kasus baru virus corona sehari rata-rata pada pekan lalu.
Sebagaimana diberitakan Galamedia.com sebelumnya dalam artikel "Inggris Kembali Gelar Lockdown Pekan Depan Akibat Kasus Meningkat", penularan Covid-19 sedang melonjak secara terus-menerus di Inggris Raya. Jika tak ada sesuatu yang dapat dilakukan untuk mengurangi infeksi, skenario "kasus terburuk yang masuk akal" mengenai 80.000 kematian dapat terlampaui.
Saat ini, pemerintah memiliki sistem tiga lapis pembatasan untuk kawasan setempat di Inggris, dengan yang tertinggi Level 3. Skotlandia, Wales dan Irlandia Utara menjalankan kebijakan mereka sendiri dalam memerangi pandemi.
Baca Juga: Tuduh Penanganan Covid-19 Demi Uang, Trump Klaim: Dokter AS Berbohong Soal Data Pasien Meninggal
Dalam lapis ketiga pembatasan, pertemuan antarkeluarga dilarang, pub dan bar diperintahkan tetap tutup, resepsi pernikahan tak diizinkan dan perjalanan keluar masuk wilayah itu harus dihindari.***(Brilliant Awal/Galamedia.com)