Di antara mereka yang menjadi sasaran adalah demonstran Hong Kong, kantor Dalai Lama, dan seorang Kristen non-profit Tiongkok.
Asisten Jaksa Agung Keamanan Nasional John Demers mengatakan dalam konferensi pers virtual, para peretas kadang-kadang bekerja dengan akun mereka sendiri.
Baca Juga: Hasil Labfor Bukti Pembunuhan Yodi Prabowo Sudah Keluar, Polisi Ungkap Pemilik Helaian Rambut di TKP
Termasuk sebuah kasus di mana Li diduga mencoba memeras US$ 15.000 dalam cryptocurrency dari seorang korban.
Demers menyatakan, Tiongkok telah bergabung dengan "klub memalukan bangsa-bangsa yang menyediakan tempat yang aman bagi penjahat siber", dengan imbalan layanan mereka mencuri kekayaan intelektual.***