Gencar Deklarasikan Laut Cina Selatan Sepihak, Tiongkok Buat Negara Asia Tenggara Tak Aman

- 27 Juni 2020, 06:46 WIB
LAUT China Selatan.*
LAUT China Selatan.* / /REUTERS

PR CIREBON - Vietnam dan Filipina memperingatkan meningkatnya rasa tidak aman di Asia Tenggara pada pertemuan puncak Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) ASEAN pada Jumat, 26 Juni 2020.

Hal ini diungkapkan setelah Tiongkok meningkatkan kegiatannya di Laut Cina Selatan yang disengketakan selama pandemi virus corona.

Vietnam dan Filipina sudah mengajukan protes ke Tiongkok pada April 2020 lalu, setelah Tiongkok secara sepihak mendeklarasikan pembentukan distrik administratif baru di pulau-pulau di jalur perairan bermasalah di Laut Cina Selatan yang juga diklaim menjadi wilayah Vietnam dan Filipina.

Baca Juga: Kalahkan Tiongkok dan AS, Jepang Tercatat Miliki Superkomputer Tercepat di Dunia

"Bahkan ketika wilayah kami berjuang untuk menahan wabah corona (Covid-19), insiden-insiden yang mengkhawatirkan di Laut Cina Selatan terjadi," kata Presiden Filipina Rodrigo Duterte dikutip PikiranRakyat-Cirebon.com dari Reuters.

Duterte meminta para pihak untuk menahan diri dari meningkatkan ketegangan dan mematuhi tanggung jawab di bawah hukum internasional.

Tiongkok telah mendorong kehadirannya di Zona Ekonomi Eksklusif dari negara-negara lain, sementara negara lain sibuk menangani pandemi corona. Ini yang mendorong Amerika Serikat (AS) meminta Tiongkok agar menghentikan perilaku intimidasi di Laut Cina Selatan yang meresahkan.

Baca Juga: Dokter Ungkap Tips agar Anak Terbiasa Makan Sayur

Pada awal April 2020, Vietnam menyatakan salah satu kapal penangkap ikannya ditenggelamkan oleh kapal pengawas maritim Tiongkok. Sementara itu Tiongkok mengatakan klaim Vietnam di laut Cina Selatan adalah ilegal dan pasti akan gagal.

Dalam pidato pembukaannya di KTT ASEAN, Perdana Menteri Vietnam Nguyen Xuan Phuc mengatakan, lembaga internasional dan hukum internasional telah ditantang secara serius selama krisis global.

Phuc mengungkapkan bahwa pandemi virus corona telah mengipasi api tantangan yang tidak aktif dalam lingkungan politik, ekonomi, dan sosial dunia di setiap wilayah.

Baca Juga: Air Garam Diklaim Ampuh Lawan Virus Corona, Ilmuwan Inggris: Tingkatkan Mekanisme Alami Tubuh

"Sementara seluruh dunia terentang tipis dalam perang melawan pandemi, tindakan yang tidak bertanggung jawab yang melanggar hukum internasional masih terjadi, mempengaruhi lingkungan keamanan dan stabilitas di wilayah tertentu, termasuk di wilayah kami," kata Phuc.

Masalah keamanan di Laut Cina Selatan yang disengketakan dengan Tiongkok ini yang membuat Filipina menangguhkan rencana membatalkan perjanjian kunjungan pasukan atau the Visiting Forces Agreement (VFA) dengan Amerika Serikat.

Baca Juga: Bermain Selama 22 Musim, Vince Carter Resmi Pensiun dari NBA

Bulan lalu, Filipina mengumumkan telah menangguhkan rencana untuk membatalkan VFA. Bagi AS, ini sebuah kesepakatan yang penting untuk melawan meningkatnya kekuatan regional Tiongkok.

Filipina sempat berniat mengakhiri pakta militer dengan AS tersebut karena dipicu oleh pembatalan visa oleh AS terhadap Ronald Dela Rosa, seorang senator yang menjabat sebagai arsitek utama perang narkoba ala Duterte.

Rencananya pengakhiran pakta militer tersebut akan berlaku pada bulan Agustus 2020.***

Editor: Suci Nurzannah Efendi

Sumber: REUTERS


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x