Agresif Lawan 5 Negara, Ahli Sebut Tiongkok Bertaktik Alihkan Perhatian Publik dari Covid-19

- 18 Juni 2020, 13:30 WIB
PRESIDEN Tiongkok Xi Jinping.*
PRESIDEN Tiongkok Xi Jinping.* //Twitter/@TheOnion

PR CIREBON - Tiongkok semakin giat menggencarkan tekanan pada sejumlah negara di dunia. Meskipun, ia masih bergelut melawan gelombang kedua Covid-19 yang menyerang Beijing.

Tekanan Tiongkok ini terlihat pada Laut China Selatan, Hongkong, dan Taiwan yang terus mendapat tekanan klaim mereka. Bahkan, India pun menyusul ikut serta dengan terlibat bentrokan dengan Tiongkok di perbatasan yang disengketakan.

Inilah yang membuat seorang ahli memandang langkah agresif sebagai sebuah taktik untuk mengalihkan perhatian publik akan gelombang kedua Covid-19 di Republik Rakyat Tiongkok (RRT).

Baca Juga: Tak Sengaja Teliti Awetan Bangkai Hewan, Antropolog Justru Temukan Mumi Janin Bayi Tanpa Otak

Melansir dari Business Insider, sejumlah tindakan militer yang diambil Tiongkok telah menyebabkan kepanikan di seluruh dunia.

Bahkan, masyarakat dunia menerawang bentrokan militer yang mematikan di Lembah Galwan, perbatasan Tiongkok-India telah menjadi awal dari munculnya Perang Dunia Ketiga.

Sebelumnya, Tiongkok siaga membangun kekuatan di Laut China Selatan, meski mendapat perlawanan negara-negara Asia Tenggara yang tak terima itu.

Baca Juga: Didukung Gaya Hidup di Masa AKB, Objek Wisata di Kota Cirebon Diharapkan Kembali Pulih

Mulai dari tindakan sengaja yang dilakukan kapal pengawas Tiongkok terhadap nelayan lokal Vietnam.

Kemudian berlanjut, Kapal perang milik Tiongkok terlihat meretas batas perairan Malaysia hingga jauh ke wilayah Capella Barat.

Disusul Selat Miyako di Kepulauan Okinawa, Jepang yang posisinya tak jauh dari Taiwan juga tak luput dari serangan Tiongkok dengan menggunakan Kapal Induk Liaoning.

Baca Juga: Hoaks atau Fakta: Kelompok Kriminal Bersenjata Tembak Mati Badan Intelejen Negara di Papua

Sedangkan, Tiongkok menguatkan tajinya di Hongkong dengan meredam kebebasan berekspresi lewat Undang-Undang Keamanan Nasional.

Senada dengan Taiwan yang berkali-kali juga dilecehkan dengan masuknya pesawat tempur dari Tiongkok ke wilayah udara mereka, meski sejauh ini bisa diusir oleh angkatan udara Taiwan.

Insiden tersebut terjadi pada Selasa 9 Juni 2020, Jumat 12 Juni 2020, dan terakhir pada Selasa 16 Juni 2020 kemarin menggunakan jenis pesawat yang berbeda mulai dari Su-30, Y-8, dan J-10.

Baca Juga: Hoaks atau Fakta: Benarkah Scan QR Code di Mal Digunakan untuk Melacak Pengunjung Positif Covid-19?

Di lain pihak, Filipina tak berkutik dan memilih memihak Tiongkok, walau keinginan mereka masih kuat untuk mempertahankan perairan dan pulau-pulau kecil di Laut China Selatan.

Dalam arti lain, tercatat sudah sebulan terakhir terjadi 'simulasi perang' yang diciptakan angkatan laut Tiongkok di sejumlah perairan dunia.

Sontak saja, semua tindakan itu memicu respon dari negara-negara Barat seperti AS, Inggris, dan Australia.

Baca Juga: Serupa N95, Peneliti Israel Temukan Masker USB Berlapis Serat Karbon yang Ampuh Bunuh Virus Corona

AS pun merespon dengan mengirim pesawat pengintai, kapal perang hingga berhadapan langsung dalam jarak 100 meter yang dibalas dengan janji Tiongkok untuk membalas hal tersebut.

Sementara itu, perekonomian RRT diketahui tengah merosot hingga titik terendah, sekaligus menjadi yang terparah selama 50 tahun terakhir.***

Editor: Khairunnisa Fauzatul A

Sumber: Bussines Insider


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x