Inggris dan Sekutu 'Five Eyes' Bicarakan Potensi Eksodus Hong Kong

- 3 Juni 2020, 20:07 WIB
PEMERINTAH Hong Kong telah memperingatkan kepada AS agar tidak ikut campur dalam urusan internalnya.*
PEMERINTAH Hong Kong telah memperingatkan kepada AS agar tidak ikut campur dalam urusan internalnya.* /AP Foto / Vincent Yu/

PR CIREBON - Menteri luar negeri Inggris Boris Johnson mengatakan dia telah berbicara dengan sekutu 'Five Eyes' tentang kemungkinan membuka pintu mereka kepada warga Hong Kong, jika rencana Beijing untuk memberlakukan undang-undang keamanan nasional di kota tersebut memicu percikan eksodus.

Pengungkapan itu datang ketika Johnson mengatakan London tidak akan 'pergi' dari Hong Kong yang khawatir dengan kendali Beijing atas pusat bisnis internasional, dalam komentarnya yang paling langsung tentang masa depan bekas koloni itu.

Semi-otonom Hong Kong telah diguncang oleh protes pro-demokrasi yang besar dan berlangsung selama berbulan-bulan selama setahun terakhir.

Baca Juga: Ketegangan di Perbatasan India Memanas, Tiongkok Putuskan Berlatih Perang di Dataran Tinggi Tibet

Dikutip PikiranRakyat-Cirebon.com dari Channel News Asia, sebagai tanggapan, Beijing telah mengumumkan rencana untuk memperkenalkan undang-undang keamanan nasional yang meliputi pemisahan diri, subversi kekuasaan negara, terorisme, dan campur tangan asing.

Tiongkok mengatakan undang-undang itu, yang akan memintas legislatif Hong Kong, diperlukan untuk mengatasi 'terorisme' dan 'separatisme' di kota yang saat ini gelisah, yang sekarang dianggapnya sebagai ancaman keamanan nasional langsung.

Namun para penentang, termasuk banyak negara barat, khawatir hal itu akan membawa penindasan politik gaya daratan ke pusat bisnis yang seharusnya menjamin kebebasan dan otonomi selama 50 tahun setelah penyerahannya pada 1997 dari Inggris ke Tiongkok.

Baca Juga: 2.320 Calon Jemaah Haji di Kabupaten Cirebon Terpaksa Harus Berangkat Tahun Depan

Di parlemen pada Selasa, Menteri Luar Negeri Inggris Dominic Raab mengatakan, dia telah menghubungi Australia, Selandia Baru, Amerika Serikat dan Kanada tentang rencana darurat jika undang-undang itu menciptakan banjir besar warga Hong Kong yang ingin pergi.

Halaman:

Editor: Suci Nurzannah Efendi

Sumber: Channel New Asia


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x