Bermaksud Dukung #BlackLiveMatter dengan Hitamkan Wajah, Influencer Filipina Justru Tuai Hujatan

- 2 Juni 2020, 14:01 WIB
Influencer Filipina yang dihujat gara-gara hitamkan wajah dalam aksi Black Live Matter.*
Influencer Filipina yang dihujat gara-gara hitamkan wajah dalam aksi Black Live Matter.* /TWITTER via DAILY MAIL/

PR CIREBON - Seorang Influencer bernama Ken Francisco de Dios asal Filipina berhasil memancing kemarahan netizen dunia, usai membuat hitam wajahnya dengan dalih bentuk dukungan terhadap gerakan #BlackLiveMatter.

Ia kemudian sengaja mengunggah hasil riasan hitam pada wajahnya yang dilengkapi wig dan tulisan 'Black Lives Matter' dalam media sosial Twitternya. Alih-alih pujian, ia justru menuai beragam hujan usai berbagai unggahan tersebut.

Namun tak butuh waktu lama, unggahan foto dirinya dengan riasan hitam itu telah menghilang dari akun Twitternya. Kicauan itu telah dihapus usai para pengikut Twitternya memberi kecaman penuh amarah terhadap unggahan itu.

Baca Juga: Cek Fakta: Dikabarkan Rezim Jokowi Cabut TAP MPR Larangan Ajaran Komunisme, Simak Klarifikasinya

Bahkan, para pengikut Twitternya meminta ia menuliskan permintaan maaf dari Facebook karena unggahan foto itu amat buruk.

Berikut ini sejumlah cuitan hujatan yang dilayangkan dalam unggahan foto itu, sebelum akhirnya dihapus.

“Sayang sekali make up tidak bisa memperbaiki bagian dalam. Tolong jangan samakan BLACKLIVESMATTER dengan cara ini,” tulis seorang pengguna Twitter.

Baca Juga: Cek Fakta: Teten Masduki Sebut Kantor Kepresidenan Sering Dipakai Rapat PKI, Begini Penjelasannya

“Sangat sulit bagi seseorang untuk memahami masalah rasisme yang kompleks di Amerika kecuali Anda tahu dan memahami sejarah mereka. Dia perlu dididik,” ujar pengguna yang lain.

Menanggapi aliran hujatan itu, Ken yang juga telah menghapus akun Twitter dan Instagram-nya mulai turun ke Facebook untuk meminta maaf pada para pengikutnya.

Melansir dari Daily Mail, Ken menyatakan tak berniat meniru budaya atau ras manapun karena jiwa seniman yang ada dalam dirinya bermaksud untuk menyuarakan suatu kampanye yang bermanfaat bagi kehidupan.

Baca Juga: Menag RI Resmi Umumkan Indonesia Tak Berangkatkan Ibadah Haji 2020

“Sebelum semuanya keluar dari tangan saya ingin meminta maaf atas masalah wajah hitam secara keseluruhan. Bukan niat saya untuk meniru siapa pun dari budaya atau ras apa pun. Sebagai seorang seniman, saya menggunakan karya seni saya untuk menjadi bagian dari kampanye dan menggunakannya sebagai suara yang berarti kehidupan,” kata Ken dikutip Pikiran-Rakyat.com dari Daily Mail.

Sehingga, ia pun tak percaya unggahan fotonya berubah menjadi topik yang sensitif. Namun, ia berjanji untuk belajar lebih banyak, terutama terkait aprosiasi budaya, sehingga tidak perlu terjadi lagi kesalahan ini di masa depan.

“Saya percaya bahwa ini adalah topik sensitif dan bahwa saya harus tutup mulut. Saya akan mencoba untuk belajar lebih banyak tentang hal-hal seperti itu untuk menjaga diri dari membuat kesalahan ceroboh di masa depan,

Baca Juga: Langgar Karantina hingga Bergejala Mirip Corona, Tentara Korea Utara Juga Harus Terima Hukuman Berat

“Apropriasi budaya adalah masalah yang mengakar dalam masyarakat yang masih saya pelajari. Saya sudah membaca komentar dan tweet Anda dan saya benar-benar mengerti dari mana reaksi ini berasal. Saya berterima kasih kepada mereka yang mendidik saya di bagian komentar. Terima kasih,” tuturnya.

Sementara itu, George Floyd adalah seorang pria kulit hitam yang dibunuh oleh seorang polisi kulit putih di Minnesota berlutut di lehernya selama lebih dari delapan menit dalam penangkapan atas dugaan penggunaan uang kertas palsu.

Sontak saja, kejadian itu menjadi viral karena rekaman videonya beredar dengan cepat dalam jagat maya. Terlebih, George Floyd yang berusia 46 tahun itu meneriakkan 'Aku tidak bisa bernafas' kepada oknum polisi tersebut.***

Editor: Khairunnisa Fauzatul A

Sumber: Daily Mail


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x