Petinggi Taliban Bantah Pemberitaan Media Soal Tindakan Kekerasan dan Menolak Hak Perempuan di Afghanistan

- 23 Agustus 2021, 22:00 WIB
TALIBAN - Pemberitaan di media terkait Taliban yang melakukan tindakan kekerasan serta menolak hak perempuan di Afghanistan disangkal petingginya.
TALIBAN - Pemberitaan di media terkait Taliban yang melakukan tindakan kekerasan serta menolak hak perempuan di Afghanistan disangkal petingginya. /REUTERS/Stringer

PR CIREBON - Setelah sebelumnya melakukan konferensi pers, salah satu petinggi Taliban Abdul Qahar Balkhi muncul dalam wawancara khusus.

Taliban saat ini diketahui sedang melakukan diskusi untuk membentuk pemerintahan baru di Afghanistan.

Taliban yang mengambil alih Kabul, Ibukota Afghanistan sejak 16 Agustus 2021 terus dihujani oleh media mengenai tindakan kekerasan sampai pembatasan hak-hak perempuan.

Baca Juga: Terlambat Lakukan Perpanjangan SIM Dapat Dispensasi Selama PPKM, Simak Syarat dan Ketentuan Berikut

Dikutip PikiranRakyat-Cirebon.com dari Aljazeera, petinggi Taliban Abdul Qahar Balkhi menyampaikan bahwa kabar mengenai hal tersebut adalah tidak benar adanya.

Taliban sejak minggu lalu mengaku sudah mengumumkan akan memberikan amnesti kepada semua orang Afghanistan.

Di samping itu, Taliban juga bekerjasama dengan pasukan Amerika Serikat (AS) terkait keamanan di Kabul.

Baca Juga: 6 Ritual Ayurveda untuk Seimbangkan Jiwa, Pikiran, dan Tubuh, Salah Satunya dengan Yoga dan Meditasi

“Kami sedang dalam pembicaraan dan kami memiliki hubungan, hubungan kerja, dengan AS tentang pengaturan keamanan,” ujarnya.

“Pos pemeriksaan luar berada dalam kendali kami, dan di dalam berada di bawah kendali pasukan AS, dan kami terus-menerus berhubungan satu sama lain,” sambung Balkhi.

Lalu berkaitan dengan pemerintahan dan hak-hak perempuan, Balkhi menjelaskan kalau Taliban sedang melakukan pembicaraan intra-Afghanistan.

Baca Juga: Update Corona Indonesia 23 Agustus 2021, Kasus Baru Covid-19 Makin Turun, Kini Capai 9.604

“Inti dari pembicaraan intra-Afghanistan adalah bahwa kami mencapai kesepakatan tentang apa yang sebenarnya dibutuhkan oleh hak-hak itu,” ucapnya.

“Hukum Islam diketahui semua orang dan tidak ada ambiguitas tentang hak-hak perempuan, hak-hak laki-laki, tidak hanya perempuan tetapi juga hak-hak laki-laki dan anak-anak,” katanya.

“Dan saat ini kita berada dalam situasi melakukan konsultasi dan diharapkan nantinya akan ada klarifikasi tentang apa hak-hak itu,” sambung Balkhi.

Baca Juga: Alexander Marwata Dilaporkan ke Dewas, Ali Fikri: KPK Tak Akan Campuri atau Intervensi Prosesnya

Disebutkan bahwa Taliban melakukan pembunuhan dan pelecehan yang sengaja ditargetkan ke orang-orang tertentu di Kabul seperti tokoh pemerintahan atau warga sipil itu disangkal Balkhi.

“Prioritas utama kami adalah disiplin dalam jajaran kami sendiri, dan tidak menegakkan hukum pada orang lain tetapi menegakkannya pada diri kami sendiri terlebih dahulu,” ujarnya.

“Kemudian memberikannya contoh untuk diikuti oleh masyarakat lainnya. Jadi kami yang pertama dan anggota kami, jika mereka terlibat dalam hal-hal seperti itu, [mereka] akan menjadi yang pertama diadili,” sambung Balkhi.

Baca Juga: Mayangsari Unggah Foto di Hari Ulang Tahun: Pengingat Kalau Pernah Muda

Balkhi juga menanggapi soal Taliban yang kerap kali disebut atau dilabeli teroris oleh beberapa orang bahkan media.

“Saya pikir itu hanya "perang melawan teror", itu hanya istilah yang diciptakan oleh AS  dan siapa pun yang tidak tunduk diberi label teroris,” kata Balkhi.***

Editor: Linda Agnesia

Sumber: Al Jazeera


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah