PR CIREBON- Duta Besar Myanmar untuk Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), yang menolak meninggalkan jabatannya meskipun dipecat setelah kudeta Februari, telah memperingatkan badan dunia itu tentang "pembantaian yang dilaporkan" oleh junta militer.
Kyaw Moe Tun mengirim surat kepada Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres pada hari Selasa, 3 Agustus 2021 mengatakan 40 mayat telah ditemukan di kotapraja Kani pada bulan Juli di daerah Sagaing di barat laut Myanmar.
Dikutip PikiranRakyat-Cirebon.com dari Malay Mail, junta Myanmar telah membantah pembantaian itu, sementara AFP belum dapat memverifikasi laporan secara independen karena jaringan seluler terputus di wilayah terpencil.
Perwakilan tersebut menulis bahwa tentara menyiksa dan membunuh 16 pria di sebuah desa di kotapraja sekitar tanggal 9 dan 10 Juli, setelah itu 10.000 penduduk meninggalkan daerah tersebut.
Dia mengatakan 13 mayat lagi ditemukan pada hari-hari setelah bentrokan antara pejuang lokal dan pasukan keamanan pada 26 Juli.
Kyaw Moe Tun menambahkan bahwa 11 pria lainnya, termasuk seorang anak laki-laki berusia 14 tahun, tewas dan dibakar di sebuah desa terpisah pada 28 Juli.
Baca Juga: Timbun dan Jual Obat Terapi Covid-19 Puluhan Juta, 24 Orang Diciduk Polisi
Dalam surat tersebut, duta besar Myanmar untuk PBB itu mengulangi seruannya untuk embargo senjata global pada junta yang berkuasa dan “intervensi kemanusiaan mendesak” dari komunitas internasional.