Perusuh itu, menurutnya, didorong oleh mantan Presiden Donald Trump dan bertekad untuk menghentikan sertifikasi kongres atas kemenangan pemilihan Presiden Joe Biden.
“Saya ditangkap, dipukul, ditusuk, semuanya disebut pengkhianat negara,” katanya, seperti dilansir PikiranRakyat-Cirebon.com dari Al Jazeera.
Baca Juga: Orang Tua Harus Paham! Inilah 3 Perilaku Anak sebagai Tanda Adanya Kecemasan Berlebih
“Saya berisiko dilucuti dan dibunuh dengan senjata api saya sendiri, ketika saya mendengar teriakan 'bunuh dia dengan senjatanya sendiri', ” ungkap petugas polisi itu.
Ia menceritakan bahwa dirinya bahkan masih bisa mendengar kata-kata itu di kepalanya hingga hari ini.
Dia menambahkan bahwa dia menderita serangan jantung selama kerusuhan, selain juga didiagnosis dengan gegar otak, cedera otak traumatis dan gangguan stres pascatrauma.
Baca Juga: Ramalan Kartu Tarot 28 Juli 2021: Ada Orang yang akan Menguji Taurus dan Cancer Merasa Frustasi
Fanone dengan marah menyesalkan bahwa ada anggota Kongres dari Partai Republik yang secara terbuka meremehkan kekerasan yang dia dan rekan-rekannya alami saat melawan para perusuh.
"Ketidakpedulian yang ditunjukkan kepada rekan-rekan saya itu memalukan!" katanya sambil membanting tangannya ke meja.
Petugas Polisi Capitol AS Harry Dunn, pada gilirannya, menceritakan dirinya dipanggil dengan julukan kotor serta rasis oleh perusuh.