Dalam serangkaian unggahan dan live video di Facebook, Nizar Banat telah mengkritik koordinasi keamanan yang erat antara otoritas dengan Israel, yang dilihat oleh banyak orang Palestina sebagai pengkhianatan, dan korupsinya.
Baca Juga: Simak 4 Tipe Gaya Keterikatan dalam Cinta, Termasuk Tipe yang Manakah Anda?
Dia juga mengecam Presiden Mahmoud Abbas pada bulan April karena membatalkan apa yang akan menjadi pemilihan Palestina pertama dalam 15 tahun.
Bahkan, nama Nizar Banat menjadi kandidat di papan tulis oposisi.
Keluarganya mengatakan pada 24 Juni lalu, pasukan keamanan menyerbu ke kamar Nizar Banat saat dia sedang tidur dan memukulinya, menyebabkan luka berdarah di kepala sebelum mengeluarkannya dari rumah.
Lalu, Nizar Banat dinyatakan meninggal dunia tak lama kemudian saat berada dalam tahanan. Kematiannya telah memicu protes massa selama berminggu-minggu di Palestina.
Setidaknya, enam aktivis ditangkap pada tanggal 5 Juli 2021 oleh pasukan keamanan ketika melakukan protes di luar kantor Otoritas Palestina.
Beberapa saksi mengatakan polisi menggunakan semprotan merica dan memukuli para pengunjuk rasa dengan tongkat.
Baca Juga: Hindari Covid-19, Tingkatkan Imunitas Tubuh dengan Cara Sederhana Ini