PR CIREBON – Pakar hak asasi manusia Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB) menyebut bahwa puluhan anak telah terbunuh dan ratusan ditahan secara sewenang-wenang di Myanmar sejak kudeta.
Bahkan, menurut PBB, gejolak politik di Myanmar berlanjut di tengah darurat kesehatan yang disebabkan oleh pandemi Covid-19.
Komite hak anak PBB melaporkan bahwa mereka telah menerima informasi yang dapat dipercaya, yang menyebut 75 anak telah terbunuh dan sekira 1.000 orang ditangkap di Myanmar sejak 1 Februari.
“Anak-anak di Myanmar dikepung dan menghadapi korban jiwa akibat kudeta militer,” kata ketua komite, Mikiko Otani, dalam sebuah pernyataan yang dilansir PikiranRakyat-Cirebon.com dari Al Jazeera.
Penduduk Myanmar telah berbulan-bulan melakukan protes massal, tetapi mereka mendapat balasan dari militer yang brutal sejak kudeta yang menggulingkan pemimpin sipil Aung San Suu Kyi.
“Anak-anak terpapar kekerasan tanpa pandang bulu, penembakan acak, dan penangkapan sewenang-wenang setiap hari,” ujar Otani.
Baca Juga: Tes Kepribadian: Gambar yang Pertama Kali Dilihat Ungkap Kelebihan yang Anda Miliki
"Militer menodongkan senjata ke arah anak-anak itu dan melihat hal yang sama terjadi pada orang tua dan saudara mereka," lanjutnya.