Berdasarkan kalkulasi Kiuchi, penetapan darurat pertama pada musim semi tahun 2020 mengakibatkan kerugian ekonomi sekitar 6,4 triliun yen dan yang kedua antara Januari dan Maret 6,3 triliun yen.
Penetapan keadaan darurat saat ini, yang dimulai pada akhir April, kemungkinan akan menyebabkan kerugian sebesar 1,9 triliun yen dengan jumlah kemungkinan akan meningkat jika pemerintah memutuskan untuk memperpanjangnya melampaui batas waktu 31 Mei.
"Perkiraan ini menunjukkan bahwa keputusan apakah akan mengadakan pertandingan atau tidak serta membatasi penonton harus dibuat berdasarkan dampak pada risiko infeksi, bukan dari sudut pandang kerugian ekonomi," kata Kiuchi, mantan anggota dewan kebijakan di Bank Jepang.
Ekonomi Jepang menghadapi risiko kontraksi lain pada kuartal April-Juni setelah menyusut 5,1 persen riil tahunan dalam tiga bulan pertama 2021.
Pekan lalu, John Coates, wakil presiden Komite Olimpiade Internasional, mengatakan Olimpiade Tokyo dari 23 Juli hingga 8 Agustus akan diadakan meskipun ibu kota Jepang masih dalam keadaan darurat.***