Disebut HRW Lakukan Kejahatan Apartheid pada Palestina, Israel: Propaganda yang Tidak Memiliki Kredibilitas

- 28 April 2021, 10:35 WIB
Ilustrasi bendera Israel - Israel menolak laporan Human Rights Watch (HRW) yang menyebut negaranya melakukan kejahatan apartheid kepada Palestina.*
Ilustrasi bendera Israel - Israel menolak laporan Human Rights Watch (HRW) yang menyebut negaranya melakukan kejahatan apartheid kepada Palestina.* /Pixabay /PublicDomainPictures

PR CIREBON - Israel melakukan kejahatan terhadap kemanusiaan apartheid dan penganiayaan terhadap Palestina.

Dilansir Cirebon.Pikiran-Rakyat.com dari Al Jazeera, komunitas internasional harus mengevaluasi kembali hubungan diplomatik dengan negara Israel dan Palestina.

Perihal hubungan Israel dan Palestina ini disampaikan oleh kelompok hak asasi manusia terkemuka dunia Human Rights Watch (HRW) dalam sebuah laporan pada hari Selasa, 27 April.

Baca Juga: Akibat Krisis Covid-19 yang Kian Melonjak, Australia Tangguhkan Penerbangan dari India

Laporan setebal 213 halaman dari Human Rights Watch (HRW) merinci bagaimana Israel berusaha mempertahankan hegemoni Yahudi-Israel atas rakyat Palestina dari Sungai Jordan hingga Laut Mediterania.

“Sementara sebagian besar dunia memperlakukan pendudukan setengah abad Israel sebagai situasi sementara yang akan segera disembuhkan oleh 'proses perdamaian',” kata Kenneth Roth, direktur eksekutif HRW.

“Selama puluhan tahun, penindasan terhadap orang-orang Palestina di sana telah mencapai ambang batas dan keabadian yang memenuhi definisi kejahatan apartheid, dan penganiayaan,” sambungnya.

Baca Juga: Munarman Ditangkap Densus 88, Fadli Zon: Mengada-ada dan Kurang Kerjaan

“Mereka yang memperjuangkan perdamaian Israel-Palestina, baik solusi satu atau dua negara atau konfederasi, sementara itu harus mengakui kenyataan ini apa adanya dan membawa alat hak asasi manusia yang diperlukan untuk mengakhirinya,” terang Kenneth Roth.

Akan tetapi, Israel menolak laporan organisasi itu, menyebutnya sebagai propaganda.

"Human Rights Watch dikenal memiliki agenda anti-Israel yang sudah berlangsung lama, aktif selama bertahun-tahun untuk mempromosikan boikot terhadap Israel," ucap Kementerian Luar Negeri Israel dalam sebuah pernyataan.

Baca Juga: Kode Redeem FF Terbaru Hari Ini 28 April 2021, Buruan Klaim Sebelum Kadaluwarsa

"Keputusan mereka untuk tidak membagikan laporan ini untuk ditinjau atau dikomentari dengan otoritas Israel mana pun merupakan indikasi jelas bahwa itu adalah pamflet propaganda, yang tidak memiliki semua kredibilitas," sambungnya.

Laporan HRW mengikuti kesimpulan yang dicapai oleh kelompok hak asasi manusia B'Tselem, yang menerbitkan sebuah penelitian Januari lalu yang menemukan bahwa orang Palestina, yang terbagi menjadi empat tingkatan perlakuan inferior, tidak diberi hak untuk menentukan nasib sendiri.

Ines Abdel Razek, direktur advokasi untuk organisasi Institut Palestina untuk Diplomasi Publik yang berbasis di Ramallah, mengatakan laporan HRW adalah perkembangan yang disambut baik dalam menggeser tiang tujuan keterlibatan internasional ke arah penerapan hukum internasional dan hak asasi manusia.

Baca Juga: Kode Redeem FF Terbaru Hari Ini 28 April 2021, Buruan Klaim Sebelum Kadaluwarsa

“(Ini) jelas merupakan kepentingan politik utama untuk memajukan kebutuhan mendesak untuk membingkai ulang pemahaman politik tentang Palestina dan Israel,” tutur Ines Abdel Razek kepada Al Jazeera.

“Meskipun membuat frustasi bagi warga Palestina untuk melihat bahwa dunia membutuhkan validasi dari LSM internasional atau Israel mengeja apa yang telah kami dokumentasikan, dianalisis, dikatakan, dan ditulis selama beberapa dekade,” imbuhnya.

Bagi Mouin Rabbani, salah satu editor Jadaliyya, sebuah situs web penelitian independen, keberadaan apartheid telah dibuktikan secara besar-besaran oleh orang-orang Palestina dan pendukung mereka selama beberapa dekade.

Baca Juga: Doa Hari ke-16 Puasa Ramadhan: Agar Didekatkan dengan Lingkungan Baik dan Dijauhkan dari Orang Jahat

“Jadi bukan Israel melainkan HRW yang telah melewati ambang batas,” ujarnya.

"HRW adalah pemimpin industri di bidangnya, dan akhirnya berhasil mengejar kenyataan, menurut saya perkembangan yang signifikan," lanjut Mouin Rabbani.

Signifikansi laporan itu, lanjutnya, terletak pada HRW secara eksplisit mencela Israel sebagai rezim apartheid, menyerukan Israel untuk menghadapi konsekuensi nyata dan serius atas apa yang disebut laporan 'kejahatan terhadap kemanusiaan.

“Mungkin yang paling mengejutkan, mengingat catatannya tentang masalah-masalah seperti itu, (HRW) untuk sekali tidak 'menyeimbangkan' analisisnya terhadap Israel dengan ritual pengecaman terhadap orang-orang Palestina,” pungkasnya.***

Editor: Asri Sulistyowati

Sumber: Al Jazeera


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah